Satgas Ungkap 2 Penyebab Lonjakan 8.369 Kasus COVID-19 di Hari Kamis

Pemeriksaan COVID-19 secara massal digelar di Bekasi.
Sumber :
  • VIVA/ Dani.

VIVA – Kamis 3 Desember 2020, angka kasus konfirmasi positif COVID-19 di tanah air mengalami kenaikan yang cukup drastis. Tercatat ada 8.369 kasus konfirmasi positif pada Kamis kemarin. 

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Tingginya penambahan kasus konfirmasi positif COVID-19 kemarin tentu membuat publik terkejut lantaran angka tersebut menjadi penambahan angka tertinggi selama hampir 9 bulan kasus virus corona ini ada di Indonesia. 

Lalu apa yang membuat angka kasus positif COVID-19 pada Kamis kemarin melonjak drastis? Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Prof. Wiku Adisasmito menjelaskan bahwa momen libur panjang yang terjadi mulai dari libur lebaran, libur kemerdekaan di Agustus lalu, dan libur panjang pada akhir Oktober lalu menimbulkan kenaikan kasus pada 10-14 hari kemudian. Kasus itu bisa bertahan 1-2 minggu setelahnya. 

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

"Naiknya antara 50 atau lebih dari 100 persen selalu seperti itu polanya dan semakin ke sini naiknya semakin gila 6000, 8000," kata Prof Wiku dalam talkshow Pandemi Belum Berakhir: Patuhi Protokol Kesehatan! yang tayang di BNPB TV, Jumat 4 Desember 2020. 

Dia melanjutkan, untuk penambahan kasus yang tercatat hingga 8000-an pada Kamis kemarin lantaran dua faktor. Salah satunya terkait dengan masih adanya penularan yang tinggi di masyarakat. 

PM Singapura Lee Hsien Loong Mundur dari Jabatan, Ini Sosok Penggantinya

"Penyebabnya ada dua. Satu pasti penularan tetap tinggi," jelas dia 

Penyebab kedua melonjaknya kasus konfirmasi positif pada Kamis kemarin, kata Wiku adalah terkait dengan sinkronisasi data antara pusat dan daerah. Dijelaskannya, ada beberapa daerah yang kesulitan dalam memasukkan data sehingga baru terakumulasi pada Kamis kemarin.

Salah satunya adalah Papua yang sejak 19 November 2020 sampai kemarin baru masukkan datanya sebanyak 1.700 lebih. Sehingga terjadi lonjakan. 

"Jadi kalau mau dibagi bisa dibagi jumlah hari," kata Wiku. 

Wiku juga menyinggung tentang sinkronisasi data kasus COVID-19 dalam satu waktu antara pusat dan daerah yang cukup sulit. 

"Jadi Indonesia negara besar dan mengintegrasikan seluruh data menjadi satu real time perlu waktu. Tetapi dari situ tetap saja angkanya tinggi jadi sebenarnya tingkat penularannya di masyarakat juga masih tinggi," jelas Wiku. 

Dengan masih tingginya tingkat penularan di masyarakat, Wiku menekankan pentingnya mematuhi protokol kesehatan di masyarakat. 

"Maka dari itu penting protokol kesehatan dan ini waktunya sudah cukup lama hampir 9 bulan pasti ada kejenuhan dan efektivitas masyarakat dan kita bersama-sama untuk sosialisasi terbatas belum sampai dipahami dan melekat di setiap orang untuk melakukannya," kata dia.

Dia menambahkan, "Tanggung jawab pribadi masih kurang, ada yang tanggung jawabnya tinggi mengingatkan orang tapi kurang banyak yang seperti itu," kata Wiku. 

Untuk menjaga agar jumlah kasus COVID-19 tidak semakin tinggi, selalu mematuhi protokol kesehatan, jangan pernah abai untuk tetap melakukan 3M: Memakai Masker, Menjaga Jarak, Mencuci Tangan pakai Sabun.

#ingatpesanibu
#satgascovid19
#pakaimasker
#jagajarak
#cucitanganpakaisabun

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya