Barbekyuan saat Malam Tahun Baru? Waspada Penyakit Ini Mengintai

Daging steak
Sumber :
  • VIVA.co.id/Tasya Paramitha

VIVA – Malam Tahun Baru identik dengan barbekyuan atau bakar-bakar makanan. Terlebih, tahun ini kita tidak diperbolehkan untuk merayakan Tahun Baru di luar, mengingat virus corona atau COVID-19 masih mengintai. 

Penyakit Menular Arbovirosis Jadi Ancaman Baru, Menkes Budi: Lakukan 5 Hal Ini untuk Menanganinya

Tentu saja, tahun ini, bakar-bakar makanan menjadi alternatif jitu untuk merayakan malam pergantian tahun bersama keluarga. Tapi, kamu patut waspada. Karena makanan yang dibakar, ternyata dapat memicu risiko penyakit tertentu. 

Menurut spesialis gizi klinik, dr. Feni Nugraha, MARS, M.Gizi, SpGK, makan-makanan yang dibakar, terutama daging-dagingan, dapat memicu timbulnya penyakit kanker. Bagaimana penjelasannya? 

Mengenal Penyakit Radang Usus, Bisa Sebabkan Kanker Usus Besar Jika Dibiarkan

"Jadi makanan yang dibakar, terutama daging-dagingan, kalau kita olah dengan suhu yang terlalu tinggi antara 100-300 derajat Celcius dan durasinya lama, ternyata bisa terbentuk senyawa kimia yang jahat. Nah, ini yang bisa memicu risiko kanker," ujarnya dalam tayangan Hidup Sehat di tvOne, Kamis 31 Desember 2020. 

Dokter Feni menjelaskan, saat kita membakar daging, kemudian lemak dari daging tersebut menetes pada arang, dan akhirnya membentuk asap. Jika menempel pada daging, asap tersebut akan membentuk senyawa berbahaya. 

WHO: Imunisasi Global Menyelamatkan 154 Juta Jiwa Selama 50 Tahun Terakhir

"Asap yang terbentuk dan menempel pada daging itulah yang menyebabkan terbentuknya senyawa PAH (polisiklik aromatik hidrokarbon). Nah, itu yang memicu risiko terjadinya kanker," kata dia. 

Menurut Feni, setelah makanan dibakar, bagian hitam atau gosong pada makanan juga tidak boleh dikonsumsi. Apa alasannya? 

"Si gosong-gosong ini ternyata di dalamnya ada senyawa bahaya, namanya heterocyclic amine (HCA). Nah, senyawa ini juga meningkatkan risiko terjadinya kanker. Jadi, kalau kita mau konsumsi, bagian yang gosong-gosongnya harus dibuang," kata dr. Feni Nugraha.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya