Gawat, Mutasi Virus Corona Afrika Lebih Bahaya dan Kebal Vaksin

Ilustrasi virus corona/COVID-19.
Sumber :
  • Freepik/Harryarts

VIVA – Tidak hanya di Inggris mutasi virus corona COVID-19 juga ditemukan di Afrika Selatan beberapa waktu lalu. Varian baru virus corona yang ditemukan di Afrika Selatan disebut Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock lebih berisiko daripada varian Inggris yang sangat menular. 

5 Negara Pemegang Hak Veto di PBB, Keputusan Internasional Ada di Tangan Mereka

"Saya sangat khawatir tentang varian Afrika Selatan, dan itulah mengapa kami mengambil tindakan yang kami lakukan untuk membatasi semua penerbangan dari Afrika Selatan. Ini adalah masalah yang sangat, sangat signifikan... dan ini bahkan lebih menjadi masalah daripada varian baru Inggris," katanya kepada radio BBC.

Federasi Kesehatan Masyarakat Inggris mengatakan saat ini tidak ada bukti yang menunjukkan vaksin tidak akan efektif melawan strain baru.

Piramida Sepakbola Inggris dalam Bahaya

Tetapi editor politik ITV Inggris, mengutip sebuah sumber, mengatakan beberapa ilmuwan tidak sepenuhnya yakin bahwa vaksin COVID-19 akan bekerja pada varian Afrika Selatan.

"Menurut salah satu penasihat ilmiah pemerintah, alasan 'kekhawatiran luar biasa' Matt Hancock tentang varian COVID-19 Afrika Selatan karena mereka tidak yakin vaksin akan seefektif itu seperti untuk varian Inggris,"kata Robert Peston seperti dikutip dari laman Asiaone

Honda Luncurkan Motor Naked Sports Terbaru

Terkait hal itu, Kementerian Kesehatan belum menanggapi komentar atas laporan ITV tersebut. Di sisi lain, para ilmuwan, termasuk CEO BioNTech Ugur Sahin dan Profesor Regius Kedokteran di Universitas Oxford John Bell, mengatakan mereka sedang menguji vaksin pada varian dan mengatakan mereka dapat membuat perubahan yang diperlukan dalam waktu sekitar enam minggu.

Para ilmuwan mengatakan varian baru Afrika Selatan memiliki beberapa mutasi pada protein "lonjakan" penting yang digunakan virus untuk menginfeksi sel manusia. Ini juga dikaitkan dengan viral load yang lebih tinggi, yang berarti konsentrasi partikel virus yang lebih tinggi dalam tubuh pasien, kemungkinan berkontribusi pada tingkat penularan yang lebih tinggi.

Penasihat Gugus Tugas Vaksin Pemerintah Inggris, Prof Bell pada 3 Januari 2021 mengatakan dirinya mengira vaksin akan bekerja pada varian Inggris tetapi mengatakan ada "tanda tanya besar" mengenai apakah vaksin itu akan bekerja pada varian Afrika Selatan.

Dia mengatakan kepada Times Radio bahwa vaksin itu dapat disesuaikan dan mungkin perlu satu bulan atau enam minggu untuk mendapatkan vaksin baru.

Dr Sahin, ketika ditanya tentang mengatasi mutasi yang kuat, mengatakan dimungkinkan untuk mengubah vaksin dalam enam minggu - meskipun mungkin memerlukan persetujuan peraturan tambahan.

Untuk diketahui, hingga saat ini angka penularan di Indonesia masih tinggi. Maka dari itu penting bagi masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan, meskipun pekan depan pemerintah akan mulai melakukan program vaksinasi COVID-19.

Menjalankan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, menjaga jarak dan menjauhi Kerumunan serta mencuci tangan dengan air dan sabun mengalir menjadi langkah sederhana yang dapat menurunkan angka penyebaran virus corona di masyarakat. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya