Terungkap, 7 Penyakit Lebih Mematikan dari COVID-19

Virus ebola
Sumber :
  • Times of India

VIVA – Pandemi COVID-19 yang terjadi selama satu tahun ini menjadi wabah yang berdampak pada berbagai sektor. Virus yang menyerang pernafasan ini diketahui telah menimbulkan jutaan korban jiwa di berbagai dunia. 

Pj Bupati Purwakarta Ingatkan Integritas ASN dan Mitigasi Wabah DBD

Tidak hanya itu saja, dampak ekonomi juga terasa akibat adanya pandemi COVID-19 ini. Tidak sedikit dari perusahaan yang gulung tikar dan beberapa karyawan dirumahkan. 

Namun, para ahli menjelaskan bahwa COVID-19 bukanlah pandemi pertama atau terakhir yang kita lihat. Para ahli epidemiologi dan ahli medis menyebut beberapa penyakit dan infeksi serius lainnya, dapat berubah menjadi pandemi besar berikutnya jika langkah-langkah pencegahan tidak diambil tepat waktu.

61 Kasus Flu Singapura Ditemukan di Surabaya, Kenali Gejala-gejalanya

Berikut ini terangkum beberapa ancaman biologis dan kesehatan terbesar yang berisiko sangat tinggi dii dunia seperti dilansir laman Times of India berikut ini:

1. Ebola
Wabah Ebola terbaru dianggap yang paling mematikan. Namun, banyak yang takut bahwa yang terburuk mungkin bukanlah ketakutan yang sesungguhnya.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Ebola, yang menyebar melalui penularan cairan tubuh dan membuat petugas kesehatan berisiko tinggi juga tidak lebih baik daripada sebelumnya.  Menurut statistik terbaru, lebih dari 3400 kasus dan 2270 kematian telah dilaporkan.

Vaksin untuk mencegah Ebola baru disetujui untuk digunakan pada Januari 2020 dan belum diluncurkan secara luas. Jika langkah-langkah tidak diambil, Ebola dapat berubah menjadi pandemi yang tak terhindarkan yang dapat berakibat sangat menakutkan.

2. Demam lassa
Demam lassa adalah infeksi virus yang menyebabkan gejala penyakit hemoragik. Yang membuat penyakit ini sangat mematikan adalah setiap 1 dari 5 orang yang terjangkit demam Lassa mengalami komplikasi yang mengancam jiwa karena menyerang hati, limpa dan ginjal.

Demam lassa juga lebih mudah menyebar karena mudah menular melalui benda-benda rumah tangga yang terkontaminasi, seperti urine, feses, transfusi darah.

Penyakit yang berasal dari Afrika ini diketahui menyebabkan wabah yang lebih mematikan, berulang di alam, dan memiliki konsekuensi jangka panjang, termasuk gangguan pendengaran. Penyakit ini diketahui masih merajalela, merenggut ratusan nyawa di Afrika dan tidak memiliki vaksin.

3. Penyakit Virus Marburg
Satu-satunya penyakit yang berhasil diatasi, Penyakit Virus Marburg juga menjadi pandemi mematikan. Dikenal sebagai keluarga virus yang menyebabkan Ebola, Virus Marburg dapat sangat menular dan menyebar bahkan dengan menyentuh pasien, hidup atau mati.

Penyakit yang membawa kematian 88% itu merenggut nyawa ketiga orang yang terinfeksi dalam wabah terakhir. Dalam wabah pertama yang dilaporkan pada tahun 2005 di Uganda, lebih dari 90% orang yang terinfeksi kehilangan nyawa.

4. MERS-COV
The Middle East Respiratory Syndrome (MERS), infeksi menular yang terutama menyebar melalui droplet pernapasan masih menjadi epidemi menakutkan yang dapat memicu pandemi dalam waktu singkat.

Meskipun jumlah kasus yang dilaporkan selama berbulan-bulan telah berkurang, para ilmuwan percaya bahwa kesalahan yang ceroboh dan kurangnya menjaga kebersihan pernafasan dapat memicu lonjakan kasus di seluruh dunia.

MERS COV juga penyakit yang terkait erat dengan SARS-COV-2 (penyebab COVID-19) karena keduanya menyebar dengan cara yang sama yakni melalui droplet. Para ilmuwan juga mencoba untuk mempelajari apakah kedua penyakit tersebut memiliki respon antibodi yang serupa di alam.

5. SARS
Wabah Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) diketahui keluarga virus yang sama dengan COVID-19. Sejak wabah pertama dilaporkan pada 2002 di China, epidemi SARS menyebar ke lebih dari 26 negara, dan mengakibatkan lebih dari 8000 kasus.

Dalam banyak kasus, virus SARS disamakan dengan novel coronavirus. Penyakit ini memiliki tingkat kematian yang tinggi, menunjukkan gejala yang sama, ditularkan melalui droplet dan tidak memiliki pengobatan atau penyembuhan yang efektif.

Namun, COVID-19 adalah mutasi yang jauh lebih kuat, yang berarti virus ini membawa dampak yang jauh lebih berbahaya bagi umat manusia. Meskipun mendatangkan malapetaka jauh sebelum COVID-19 ditemukan dan ditekan sekarang, para ilmuwan percaya bahwa wabah tersebut dapat dengan mudah kembali.

6. Virus Nipah
Virus Nipah, yang terkait erat dengan virus campak, adalah infeksi yang menyebar dengan cepat di negara bagian Kerala pada tahun 2018. Walaupun wabah tersebut dapat diatasi dan dikelola dengan baik, gejala penyakit dan cara penularannya membuatnya berpotensi untuk penyebaran di masa depan. 

Gejala infeksi yang paling umum virus, yang menyebar dari kelelawar ke manusia ini antara lain peradangan saraf, pembengkakan, sakit kepala ekstrem, muntah, pusing, dan mual.

7. Penyakit X
Penemuan 'Penyakit X' telah membuat dunia menjadi kacau dan dianggap sebagai pandemi yang mungkin muncul pada tahun 2021. Menurut Jean-Jacques Muyembe, orang di balik penemuan krisis Ebola, dunia berada pada ancaman yang mengancam akan menghadapi 'Penyakit X', yang diperkirakan berasal dari hutan hujan Afrika. 

Kemungkinan penyebaran infeksi pertama kali muncul ketika seorang wanita di wilayah terpencil Kongo, Afrika melaporkan gejala yang mirip dengan demam berdarah dan dinyatakan negatif untuk semua infeksi virus lainnya.

Hingga saat ini penyebab penyakit 'X',  masih belum diketahui oleh para ilmuwan. Penyakit ini disebut-sebut jauh lebih mematikan daripada pandemi lainnya lantaran tingkat kematiannya yang tinggi.  Menurut para ahli, gejala penyakit tersebut dapat memicu masalah mengerikan, yang menyebabkan tingkat kematian mencapai 80-90%.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya