Bisakah COVID-19 Meningkatkan Risiko Alzheimer? Inil Kata Penelitian

Ilustrasi orangtua
Sumber :
  • Times of India

VIVA – Virus corona atau COVID-19 telah dikaitkan dengan banyak masalah kesehatan jangka panjang, mulai dari kerusakan organ hingga penyakit kronis dan berkepanjangan. Sementara para profesional medis dan ilmuwan sedang menyelidiki setiap aspek dari virus mematikan itu, tim peneliti telah menemukan hubungan antara COVID-19 dan Alzheimer.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Penyakit Alzheimer adalah kelainan neurologis yang menyebabkan sel-sel otak mati dan mengakibatkan hilangnya ingatan. Seiring waktu, hal itu dapat mengambil alih dan menghancurkan kemampuan berpikir seseorang, yang mengarah pada ketidakmampuan untuk melakukan tugas yang paling sederhana. 

Meskipun demikian, meskipun COVID-19 berpotensi memicu disfungsi otak, kemungkinan COVID-19 juga dapat meningkatkan kemungkinan masalah neurologis jangka panjang seperti Alzheimer pada manusia, demikian dilansir dari Times of India.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Dampak COVID-19 pada otak dan gejala terkait

Akibat COVID-19, pasien menderita radang ringan hingga parah, stroke, dan kejang di otak. Individu yang sembuh dari infeksi juga mengeluh mengalami kebingungan mental, sakit kepala, pusing dan penglihatan kabur selama dan setelah proses pemulihan mereka. 

PM Singapura Lee Hsien Loong Mundur dari Jabatan, Ini Sosok Penggantinya

Meskipun demikian, prevalensi gejala neurologis seperti sakit kepala dan kebingungan mental pada pasien COVID-19 dapat menunjukkan adanya hubungan antara SARs-COV-2 dan penyakit Alzheimer.

Kaitan antara COVID-19 dan Alzheimer

Ulasan yang diterbitkan dalam Alzheimer & Demensia: Jurnal Asosiasi Alzheimer telah mencoba menetapkan kemungkinan hubungan antara COVID-19 dan Alzheimer. Menurut para peneliti, timbulnya gejala pada orang dengan penyakit ini muncul pada atau sekitar usia 60 tahun.

Para ahli percaya bahwa mayoritas orang akan selamat dari dampak COVID-19. Namun, dalam jangka panjang, mereka mungkin harus mengatasi berbagai penyakit seperti demensia, kecacatan, dan kualitas hidup yang buruk.

Dalam upaya untuk memahami implikasi jangka panjang dan jangka pendek COVID-19 di otak, perwakilan dari lebih dari 30 negara dan asosiasi Alzheimer, bersama dengan sedikit bantuan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), berkumpul untuk menyelidiki kaitan tersebut. Mereka juga telah mempelajari penyebab yang mendasari Alzheimer dan demensia secara umum.

Selain memicu berbagai gangguan otak, virus corona juga berpotensi menyebabkan peradangan serius di otak, menyebabkan disfungsi yang dapat merusak sel-sel otak, sehingga menyebabkan hilangnya ingatan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya