Islam Punya Vaksinasi Terbaik, Ini Penjelasan Dokter Zaidul Akbar

Simulasi pemberian vaksin Covid-19 (Foto ilustrasi)
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Pemberian vaksin adalah cara yang umum dilakukan untuk mencegah penyakit, baik untuk usia dewasa maupun anak-anak. Dengan divaksin, akan timbul kekebalan, sehingga tubuh akan mampu melawan serangan infeksi di kemudian hari. 

Penyakit Menular Arbovirosis Jadi Ancaman Baru, Menkes Budi: Lakukan 5 Hal Ini untuk Menanganinya

Ternyata, tidak hanya dalam ilmu medis, Islam juga telah mengajarkan konsep vaksinasi ini, terutama untuk bayi yang baru lahir. Dalam sebuah unggahan video di Instagram, dr. Zaidul Akbar, mengungkap mengenai hal ini. 

"Islam mengajarkan dengan sebuah konsep yang luar biasa. Maka ketika bayi lahir apa yang dikerjakan? Rasul mengatakan, kenalkan bayi dengan enzim bapaknya," ujarnya dalam video yang diunggah di Instagram @yukbelajarjsr, dikutip VIVA. 

WHO: Imunisasi Global Menyelamatkan 154 Juta Jiwa Selama 50 Tahun Terakhir

Lebih lanjut dokter yang kerap dipanggil ustaz itu menjelaskan alasan mengapa bayi yang baru lahir harus dikenalkan dengan enzim sang ayah. Menurut dia, hal itu karena selama mengandung 9 bulan, bayi sudah dikenalkan dengan enzim ibunya. 

"Maka Nabi mengajarkan ada namanya tahnik. Tahnik itu proses pengenalan enzim dan biotik luar biasa yang ada pada tubuh bapaknya. Terutama di mulutnya," kata dia. 

Waspada Kolesterol Naik Usai Lebaran! Ini Rahasia dr Zaidul Akbar Atasi Kolesterol Tinggi

Dokter Zaidul turut memberi tahu cara melakukan tahnik. Yaitu, sang ayah disarankan untuk mengunyah kurma kemudian memberikannya pada anaknya yang baru lahir. 

"Jadi, dengan mengunyah kurma kemudian diambil bagian serpihan yang lembut, lalu diletakkan (di mulut bayi). Itulah bentuk vaksinasi Islaminya. Itu luar biasa," lanjut dia. 

"Ada temen saya meneliti dia kaget luar biasa karena itu termasuk kategori vaksinasi saya lupa istilah-istilah medis gitu lah. Tapi, dahsyatnya luar biasa. Maka makan dengan tangan, salah satunya," tutur dr. Zaidul Akbar. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya