Waspada, Gangguan BAB Bisa Jadi Gejala Kanker

Ilustrasi kanker usus besar.
Sumber :
  • http://beritatrendz.blogspot.com

VIVA – Kanker kolorektal (KKR) merupakan keganasan yang berasal dari jaringan usus besar, terdiri dari kolon bagian terpanjang dari usus besar dan atau rektum, yaitu bagian kecil terakhir dari usus besar sebelum anus. 

Jokowi Bersyukur Angka Stunting Turun dari 37 Persen Menjadi 21 Persen

Menurut data Globocan 2012, insiden kanker kolorektal di Indonesia adalah sebesar 12,8 per 100.000 penduduk usia dewasa, dengan mortalitas 9,5 persen dari seluruh kasus kanker. 

Masih menurut data yang sama, di Indonesia sendiri kanker kolorektal sekarang menempati urutan ketiga. Namun, karakteristik penderita kanker kolorektal di Indonesia agak berbeda dengan di negara maju. 

Melahirkan Berulang Kali Dapat Menjadi Risiko Kanker Serviks, Benarkah?

Konsultan Hematologi Onkologi Medik FKUI-RSCM, Dr. dr. Ikhwan Rinaldi, Sp.PD-KHOM, M.Epid, FINASIM, FACP,  mengatakan, di Indonesia, 51 persen dari seluruh penderita jenis kanker ini berusia di bawah 50 tahun. Sementara pasien di bawah 40 tahun berjumlah 28,17 persen. 

"Kanker kolorektal merupakan keganasan ketiga terbanyak di dunia dan penyebab kematian kedua terbanyak (terlepas dari gender) di Amerika Serikat," ujarnya saat virtual media breafing Eugenia Communications, Selasa 26 Januari 2021. 

Terpopuler: Bagian Tubuh Ini Bisa Prediksi Ukuran Penis, hingga Faktor Risiko Kanker Serviks

Lebih lanjut dokter Ikhwan menjelaskan, data WHO memperkirakan ada 1.849.518 kasus baru KKR dan 880.792 kematian terkait KKR pada 2018. 

"Studi terbaru menemukan bahwa negara berkembang, khususnya di Asia, insiden kanker cenderung meningkat. Tingkat kejadian kanker seperti paru-paru dan kolorektal di beberapa negara Asia bahkan telah melampaui negara-negara Barat," lanjut dia. 

Menurut Ikhwan, perubahan ini mungkin disebabkan karena adopsi gaya hidup yang dikaitkan dengan kanker, seperti merokok, konsumsi alkohol, aktivitas fisik, obesitas dan diet tinggi lemak serta rendah serat. 

"Selain itu, ada juga faktor lingkungan dan pekerjaan seperti polusi udara, asap dalam ruangan dari penggunaan bahan bakar padat rumah tangga dan terkontaminasi suntikan dalam perawatan kesehatan," kata dia. 

Sayangnya menurut Ikhwan, gejala kanker kolorektal seringkali dirasakan oleh pasien ketika kanker sudah berkembang jauh. Sedangkan jenis gejalanya tergantung kepada ukuran dan lokasi tumbuhnya kanker. 

"Beberapa gejala yang dapat muncul, antara lain diare atau konstipasi, buang air besar yang terasa tidak tuntas, darah pada tinja, mual, muntah, perut terasa nyeri, kram, atau kembung, tubuh mudah lelah, serta berat badan turun tanpa sebab yang jelas," tutup dr. Ikhwan Rinaldi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya