6 Fakta Virus Nipah, Ancaman Pandemi Baru di Asia

Ilustrasi virus.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Belum selesai pandemi COVID-19, kini negara-negara di Asia terancam dengan virus nipah yang dikhawatirkan bisa menjadi pandemi berikutnya. Apa itu virus nipah?

Virus Nipah Belum Terdeteksi di Indonesia, Kemenkes Sebut Tak Perlu Ada Pembatasan

Dikutip dari laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Rabu, 27 Januari 2021, virus nipah (NiV) adalah virus zoonosis yang ditularkan dari hewan ke manusia, dan juga dapat ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi atau langsung antar manusia.

Pada orang yang terinfeksi, virus ini menyebabkan berbagai penyakit. Mulai dari infeksi asimtomatik (subklinis) hingga penyakit pernapasan akut dan ensefalitis fatal.

Terpopuler: Malaysia Kepincut Budaya Khas Indonesia, Sebaran Kasus Virus Nipah

Virus ini juga dapat menyebabkan penyakit parah pada hewan seperti babi, yang mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi peternak.

Meskipun virus nipah hanya menyebabkan beberapa wabah yang diketahui di Asia, virus ini menginfeksi berbagai macam hewan dan menyebabkan penyakit parah dan kematian pada manusia, menjadikannya masalah kesehatan masyarakat.

Waspadai Sebaran Kasus Virus Nipah, Kemenkes RI Imbau Ini

Berikut ini adalah beberapa fakta tentang virus nipah yang wajib kita waspadai bersama.

-Infeksi virus Nipah pada manusia menyebabkan berbagai gejala klinis, dari infeksi asimtomatik (subklinis) hingga infeksi saluran pernapasan akut dan ensefalitis yang fatal.

-Tingkat kematian kasus virus nipah diperkirakan 40 hingga 75 persen. Angka ini dapat bervariasi tergantung pada wabah tergantung pada kemampuan lokal untuk surveilans epidemiologi dan manajemen klinis.

-Virus nipah dapat ditularkan ke manusia dari hewan, seperti kelelawar atau babi, atau makanan yang terkontaminasi dan juga dapat ditularkan langsung dari manusia ke manusia.

-Kelelawar buah dari keluarga Pteropodidae adalah inang alami dari virus nipah.

-Tidak ada pengobatan atau vaksin yang tersedia untuk manusia atau hewan. Perawatan utama bagi manusia adalah perawatan suportif.

-Tinjauan tahunan 2018 atas daftar Cetak Biru R&D WHO untuk penyakit prioritas menunjukkan bahwa ada kebutuhan mendesak untuk penelitian dan pengembangan yang dipercepat untuk virus Nipah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya