4 Langkah Mencegah Infeksi Virus Nipah yang Pernah Mewabah di Malaysia

Ilustrasi jaga jarak/virus corona/COVID-19.
Sumber :
  • Freepik

VIVA – Pandemi COVID-19 masih berlangsung, namun ancaman virus lain mengintai dunia. Ya, virus nipah tengah menjadi sorotan karena dikhawatirkan menjadi pandemi selanjutnya.

Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, virus nipah (NiV) adalah virus zoonosis yang ditularkan dari hewan ke manusia, dan juga dapat ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi atau langsung antar manusia.

Pada orang yang terinfeksi, virus ini menyebabkan berbagai penyakit. Mulai dari infeksi asimtomatik (subklinis) hingga penyakit pernapasan akut dan ensefalitis fatal.

Saat ini, belum ada vaksin yang tersedia untuk melawan virus nipah. Berdasarkan pengalaman yang diperoleh selama wabah virus nipah yang melibatkan peternakan babi di Malaysia pada tahun 1999, pembersihan dan disinfeksi peternakan babi secara rutin dan menyeluruh dengan deterjen yang sesuai mungkin efektif dalam mencegah infeksi.

Jika dicurigai terjadi wabah, hewan tersebut harus segera dikarantina. Pemusnahan hewan yang terinfeksi, dengan pengawasan ketat terhadap penguburan atau pembakaran bangkai, juga mungkin diperlukan untuk mengurangi risiko penularan ke manusia.

Selain itu, membatasi atau melarang perpindahan hewan dari peternakan yang terinfeksi ke daerah lain dapat mengurangi penyebaran penyakit.

Karena wabah virus nipah yang pernah terjadi telah melibatkan babi dan/atau kelelawar buah, maka membangun sistem pengawasan kesehatan hewan atau satwa liar, menggunakan pendekatan One Health, untuk mendeteksi kasus nipah sangat penting dalam memberikan peringatan dini bagi otoritas kesehatan hewan dan masyarakat.

Dengan tidak adanya vaksin, satu-satunya cara untuk mengurangi atau mencegah infeksi pada manusia adalah dengan meningkatkan kesadaran tentang faktor risiko dan mengedukasi masyarakat tentang langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengurangi paparan virus nipah.

Pesan pendidikan kesehatan masyarakat harus fokus pada beberapa hal berikut ini, dikutip dari laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Rabu, 27 Januari 2021.

Mengurangi risiko penularan dari kelelawar ke manusia.

Upaya pencegahan penularan sebaiknya difokuskan pada pengurangan akses kelelawar terhadap nira kurma dan produk pangan segar lainnya. Menjauhkan kelelawar dari tempat pengumpulan getah dengan penutup pelindung (seperti tempat getah bambu) dapat membantu.

Jus kurma yang baru dikumpulkan harus direbus, dan buah-buahan harus dicuci bersih dan dikupas sebelum dikonsumsi. Buah dengan tanda gigitan kelelawar harus dibuang.

Mengurangi risiko penularan dari hewan ke manusia

Sarung tangan dan pakaian pelindung lainnya harus dipakai saat menangani hewan yang sakit atau jaringannya, dan selama prosedur penyembelihan dan pemusnahan. Sebisa mungkin, mereka harus menghindari kontak dengan babi yang terinfeksi.

Di daerah endemik, ketika membangun peternakan babi baru, pertimbangan harus diberikan untuk keberadaan kelelawar buah di daerah tersebut dan secara umum, pakan babi dan kandang babi harus dilindungi dari kelelawar jika memungkinkan.

Virus Nipah Belum Terdeteksi di Indonesia, Kemenkes Sebut Tak Perlu Ada Pembatasan

Mengurangi risiko penularan dari manusia ke manusia

Kontak fisik yang tidak terlindungi dengan orang yang terinfeksi virus nipah harus dihindari. Cuci tangan secara teratur harus dilakukan setelah merawat atau mengunjungi orang yang sakit.

Terpopuler: Malaysia Kepincut Budaya Khas Indonesia, Sebaran Kasus Virus Nipah

Mengontrol infeksi dalam pengaturan layanan kesehatan

Petugas kesehatan yang merawat pasien dengan dugaan atau infeksi terkonfirmasi, atau menangani spesimen dari mereka, harus menerapkan kewaspadaan standar pengendalian infeksi setiap saat

Waspadai Sebaran Kasus Virus Nipah, Kemenkes RI Imbau Ini

Karena penularan dari manusia ke manusia telah dilaporkan, khususnya di lingkungan layanan kesehatan, kewaspadaan kontak dan droplet harus digunakan sebagai tambahan dari kewaspadaan standar. Tindakan pencegahan di udara mungkin diperlukan dalam keadaan tertentu.

Sampel yang diambil dari manusia dan hewan yang dicurigai terinfeksi virus Nipah harus ditangani oleh staf terlatih yang bekerja di laboratorium dengan peralatan yang sesuai.

Risiko penularan internasional melalui buah-buahan atau produk buah-buahan (seperti sari kurma mentah) yang terkontaminasi air seni atau air liur dari kelelawar buah yang terinfeksi dapat dicegah dengan mencuci hingga bersih dan mengupasnya sebelum dikonsumsi. Buah dengan tanda gigitan kelelawar harus dibuang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya