-
VIVA – Makanan dengan teknik digoreng seperti ayam goreng, ikan goreng, hingga aneka gorengan sulit lepas dari masyarakat tanah air. Hal ini lantaran selain aromanya yang menggugah selera, tekstur crunchy dan rasa yang gurih membuat olahan makanan dengan teknik digoreng begitu menggugah selera.
Namun, jika mengonsumsinya terlalu berlebihan juga berdampak pada kesehatan.
Sebut saja meningkatnya risiko penyakit jantung, kanker, diabetes dan obesitas karena makanan yang digoreng dimasak dalam minyak pada suhu yang tinggi. Sehingga makanan yang diolah dengan cara digoreng cenderung mengandung lemak trans.
Ahli Gizi, dr. Maya Surdjaja, M.Gizi menyebut bahwa masyarakat masih bisa menikmati makanan dengan cara digoreng namun tetap sehat. Lantas seperti apa caranya?
Salah satunya adalah dengan memerhatikan jenis minyak yang digunakan. Maya menjelaskan ada baiknya menggunakan minyak yang stabil dan tidak mudah teroksidasi. Sebab ketika minyak mengalami oksidasi, minyak dapat membentuk radikal bebas dan senyawa berbahaya yang tentu saja tidak baik dikonsumsi.
Faktor terpenting dalam menentukan ketahanan minyak terhadap oksidasi baik pada panas dan tinggi maupun rendah adalah tingkat kejenuhan relatif dari asam lemak di dalamnya. Lemak jenuh dan lemaktidak jenuh tinggal cukup tahan terhadap pemanasan, tetapi minyak yang tinggi lemak tak jenuh ganda harus dihindari dalam memasak.