Lakukan Hal-hal Ini Supaya Gak Tertular Virus Nipah

Ilustrasi virus corona/COVID-19/masker.
Sumber :
  • pixabay

VIVA – Sementara dunia fokus pada COVID-19, para ilmuwan bekerja keras untuk memastikan virus baru tidak menyebabkan pandemi berikutnya. Kini muncul kekhawatiran dengan ancaman pandemi lainnya, yakni virus nipah dari Malaysia.

Virus Nipah Belum Terdeteksi di Indonesia, Kemenkes Sebut Tak Perlu Ada Pembatasan

Menurut situs resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), virus nipah (NiV) adalah virus zoonosis yang ditularkan dari hewan ke manusia, dan juga dapat ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi atau langsung antar manusia.

Virus nipah disebut memiliki tingkat kematian hingga 75 persen. Virus ini bisa menyebar antar manusia dan dari hewan ke manusia melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi.

Terpopuler: Malaysia Kepincut Budaya Khas Indonesia, Sebaran Kasus Virus Nipah

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes Didik Budijanto memperingatkan warga Indonesia agar selalu waspada terhadap potensi penularan virus nipah dari hewan ternak babi di Malaysia dari kelelawar pemakan buah.

Lantas, bagaimana cara mencegah agar tidak tertular virus nipah? Dilansir dari laman CDC, Kamis, 28 Januari 2021, berikut ini langkah yang bisa dilakukan masyarakat untuk mencegah penyebaran dan penularan virus nipah.

Waspadai Sebaran Kasus Virus Nipah, Kemenkes RI Imbau Ini

Jika berada di daerah di mana wabah virus nipah telah terjadi (Bangladesh, Malaysia, India, dan Singapura), seseorang harus:

-Praktikkan mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air.

-Hindari kontak dengan kelelawar atau babi yang sakit.

-Hindari area tempat kelelawar biasanya bertengger.

-Hindari konsumsi nira kurma mentah.

-Hindari konsumsi buah-buahan yang mungkin terkontaminasi oleh kelelawar.

-Hindari kontak dengan darah atau cairan tubuh siapa pun yang diketahui terinfeksi NiV.

Karena virus nipah dapat ditularkan dari manusia ke manusia, praktik pengendalian infeksi standar dan teknik perawatan penghalang yang tepat penting untuk mencegah infeksi yang didapat di rumah sakit (transmisi nosokomial), di tempat di mana pasien telah mengkonfirmasi atau mencurigai adanya infeksi virus ini.

Lokasi geografis lain mungkin berisiko terhadap wabah virus nipah di masa mendatang, seperti kawasan tempat tinggal rubah terbang (kelelawar genus Pteropus). Kelelawar tersebut saat ini ditemukan di Kamboja, Indonesia, Madagaskar, Filipina dan Thailand.

Orang yang tinggal di atau mengunjungi daerah ini harus mempertimbangkan untuk mengambil tindakan pencegahan yang sama seperti mereka yang tinggal di daerah di mana wabah telah terjadi.

Selain langkah-langkah yang dapat diambil individu untuk menurunkan risiko infeksi virus nipah, penting bagi ilmuwan, peneliti dan komunitas yang berisiko untuk terus belajar tentang NiV untuk mencegah wabah di masa mendatang. Upaya pencegahan yang lebih luas meliputi:

-Meningkatkan pengawasan terhadap hewan dan manusia di area yang diketahui keberadaan NiV.

-Meningkatkan penelitian tentang ekologi kelelawar buah untuk memahami di mana mereka tinggal dan bagaimana mereka menyebarkan virus ke hewan dan manusia lain.

-Evaluasi teknologi atau metode baru untuk meminimalkan penyebaran virus dalam populasi kelelawar.

-Memperbaiki alat untuk mendeteksi virus sejak dini di komunitas dan ternak.

-Memperkuat protokol untuk pengaturan perawatan kesehatan pada praktik pengendalian infeksi standar untuk mencegah penyebaran dari orang ke orang.

-Meningkatkan kesadaran tentang tanda, gejala, dan risiko NiV di antara populasi berisiko tinggi karena:

1. Lokasi geografis

2. Kontak dengan kelelawar buah atau barang yang terkontaminasi oleh kelelawar buah

3. Kontak dengan babi atau hewan yang dapat bersentuhan dengan kelelawar buah

4. Bekerja di lingkungan perawatan kesehatan atau sebagai pengasuh bagi orang yang terinfeksi NiV

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya