Selain Paru-paru, COVID-19 Juga Rusak 4 Organ Tubuh Ini

Kelelahan pasca covid-19
Sumber :
  • Times of India

VIVA – Ketua Rejaselindo sekaligus Koordinator Penelitian Umbilical Cord Mesenchymal Stem Cell pada COVID-19 Derajat Berat, Ketua PABOI Jateng dan Ka.KSM Orthopaedi Traumatology RSUD Dr Moewardi, Dr. dr. Bintang Soetjahjo Sp OT(K), memberikan gambaran jika virus corona atau COVID-19 masuk ke dalam tubuh. 

Dokter Bintang menjelaskan, pertama virus Sars-CoV-2 itu akan menghalangi dan mengganggu sistem imun penderitanya.

Hal tersebut terungkap saat webinar Sosialisasi Ristek/BRIN Kalbe Science Awards (RKSA) 2021, yang digelar PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) serta Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN), Kamis 28 Januari 2021.

"Yang kedua, coronavirus mampu menekan sel T dengan melakukan induksi apoptosis, sehingga tubuh kita tidak dapat melakukan fungsi pertahanannya," ujar dokter Bintang.

Lebih lanjut Bintang menjelaskan, apabila kekebalan terjadi, maka tubuh akan memberikan reaksi yang berlebihan serta menghasilkan radikal bebas. 

"Yang ini juga akan menyebabkan proses kerusakan pada organ kita, terutama paru-paru. Sel kita yang mempunyai reseptor ACE2 itu banyak. Sehingga apabila masuk ke dalam tubuh, maka sel-sel yang mempunyai reseptor ini akan mengalami gangguan, yaitu di paru-paru, ginjal, jantung, hati, dan pencernaan," kata dia. 

Oleh sebab itu, Bintang mengatakan, manifestasi dari virus corona ini bisa menimbulkan seribu wajah, artinya gejala yang timbul pertama kali tidak harus di paru-paru. 

"Mungkin saja diare (pencernaan), atau tiba-tiba terjadi gangguan jantung. Tergantung reseptor mana yang lebih cepat diintervensi," tuturnya. 

Keuskupan Agung Jakarta Sebut Paus Fransiskus Akan Kunjungi Indonesia September 2024

Kemudian, berikutnya adalah munculnya inflamasi yang merupakan respons dari tubuh. Tak hanya menjadi tanda proses penyembuhan, tetapi inflamasi juga bisa menyebabkan apoptosis atau kerusakan sel. 

"Dan di sini, ketika kekebalan tubuh aktif, tetapi karena masuknya virus, maka terjadi sitokin. Sitokin ini yang nantinya akan menyebabkan terjadinya edema," kata dr. Bintang Soetjahjo.

Menkes: Implementasi Nyamuk Ber-Wolbachia untuk Tanggulangi Dengue Mulai Bergulir
Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Rahmat Bagja

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Ketua Bawaslu RI mengatakan bahwa Pilkada Serentak 2024 berbeda dan jauh lebih kompleks dibandingkan dengan penyelenggaraan pilkada serentak sebelumnya.

img_title
VIVA.co.id
22 April 2024