Kalkulator Vaksin Prediksi Pandemi COVID-19 Usai dalam 7 Tahun

Ilustrasi virus.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Kapan pandemi COVID-19 akan berakhir? Ini menjadi pertanyaan hampir semua orang di dunia yang terdampak penyakit menular ini.

Menkes: Implementasi Nyamuk Ber-Wolbachia untuk Tanggulangi Dengue Mulai Bergulir

Jawaban dari pertanyaan tersebut pun dapat diukur dengan vaksinasi. Bloomberg telah membangun database terbesar dari vaksinasi COVID-19 di seluruh dunia, dengan lebih dari 119 juta dosis telah diberikan di seluruh dunia.

Pejabat sains Amerika Serikat seperti Anthony Fauci telah menyebutkan bahwa butuh 70-85 persen penduduk mendapat vaksin agar segala sesuatu kembali normal. Pelacak Vaksin Bloomberg menunjukkan bahwa beberapa negara membuat perkembangan jauh lebih cepat dibanding negara lainnya, menggunakan pemberian vaksin 75 persen dengan target dua dosis vaksin sebagai target.

Sosok Helena Lim, ‘Crazy Rich’ PIK Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Israel, negara dengan tingkat vaksinasi tertinggi di dunia, sudah mencapai 75 persen pemberian vaksin dalam dua bulan. Sementara AS akan mencapai cakupan itu sebelum tahun baru 2022 (meski Dakota Utara bisa mencapai angka itu enam bulan lebih cepat dibanding Texas).

Dengan vaksinasi dilakukan lebih cepat di negara-negara Barat yang lebih kaya dibanding negara lainnya di dunia, butuh waktu tujuh tahun penuh bagi seluruh dunia untuk mencapai target dengan kecepatan seperti sekarang.

Sering Dialami Anak-Anak dan Mudah Menular, Apa yang Perlu Dilakukan Untuk Cegah Gondongan?

Dikutip dari laman Times of India, kalkulator Bloomberg memberikan tangkapan layar waktu, yang dibuat untuk melihat tingkat vaksinasi saat ini. Kalkulator itu menggunakan pemberian rata-rata vaksin yang paling baru, yang artinya jika angka vaksinasi naik, waktu yang dibutuhkan untuk mencapai target 75 persen cakupan akan menurun.

Kalkulasinya akan berubah-ubah, terutama di hari-hari awal pemberian vaksin, dan angkanya bisa berubah oleh gangguan sementara.

Misalnya, tenggat waktu New York sedikit diperpanjang menjadi 17 bulan setelah serangan musim dingin membuat beberapa sulit mendapat vaksin (sekarang sudah kembali menjadi 13 bulan). Serupa dengan Kanada yang tingkat vaksinasinya menurun hingga setengah dalam beberapa minggu terakhir setelah adanya laporan penundaan pengiriman vaksin.

Berdasarkan angka inokulasi terakhir Kanada, akan membutuhkan lebih dari 10 tahun mencapai cakupan vaksinasi 75 persen. Ini bisa menjadi peringatan bagi politisi Kanada dan pejabat kesehatan. Tapi, bukan berarti Kanada akan menghadapi pandemi lebih lama lagi. Kanada memiliki kontrak untuk membeli lebih banyak dosis vaksin per orang dibanding negara lain, dan angka vaksinasi mereka diperkirakan akan meningkat.

Kecepatan ini kemungkinan besar akan meningkat lebih jauh dengan semakin banyak vaksin COVID-19 yang tersedia. Beberapa pusat pengembangan vaksin terbesar di dunia di India dan Meksiko baru saja memulai.

Lebih dari 8,5 miliar dosis vaksin COVID-19 sudah dikontrak oleh beberapa negara melalui lebih dari 100 perjanjian yang tercatat oleh Bloomberg. Hanya sepertiga negara sudah memulai kampanye vaksinasi mereka.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya