Kelembapan Masker Bisa Cegah Keparahan COVID-19

Ilustrasi masker kain.
Sumber :
  • Freepik/tirachardz

VIVA – Memakai masker dengan baik dan benar dapat membantu melindungi seseorang dari penyebaran dan penularan virus corona atau COVID-19. Bahkan, sebuah studi baru menambahkan bukti mengapa kamu wajib memakai masker.

Masker Beras Ternyata Memiliki Banyak Manfaat untuk Kesehatan Kulit Wajah, Apa Saja?

Menurut studi yang dipublikasikan di Biophysical Journal, tingkat kelembapan yang dibuat di dalam masker dapat membantu melembapkan saluran pernapasan dan menguntungkan sistem kekebalan tubuh, yang dapat mengurangi keparahan infeksi COVID-19.

Dilansir Times of India, menurut hasil penelitian tersebut, tingkat kelembapan yang lebih tinggi di udara yang dihirup dapat menjelaskan mengapa memakai masker berkaitan dengan tingkat keparahan penyakit yang lebih rendah pada orang yang terinfeksi virus, karena hidrasi saluran pernapasan bermanfaat bagi sistem kekebalan tubuh. Tingkat kekebalan yang lebih tinggi, dapat menurunkan kemungkinan gejala COVID-19 yang parah. 

5 Cara Menghilangkan Komedo Tanpa Dipencet, Rajin Pakai Scrub

Para ahli mengatakan, tingkat kelembapan yang tinggi dapat membatasi penyebaran virus di paru-paru dengan mempromosikan pembersihan mukosiliar (MCC), yaitu mekanisme pertahanan yang menghilangkan lendir dan partikel berbahaya di dalam lendir dari paru-paru.

Selain itu, kelembapan tinggi dalam masker juga dapat meningkatkan sistem kekebalan dengan memproduksi protein khusus yang disebut interferon yang mampu melawan virus. Kadar protein yang rendah terbukti merusak MCC dan interferon serta responsnya. Inilah sebabnya mengapa orang lebih berisiko tertular infeksi saluran pernapasan saat cuaca dingin.

Kapten Vincent Kena Flu Singapura Sampai Bernanah: Lebih Sengsara dari COVID!

Penelitian ini menggunakan empat jenis masker yang umum digunakan, antara lain masker N95, masker bedah tiga lapis sekali pakai, masker kain poliester dua lapis, dan masker katun tebal. 

Tingkat kelembapan diukur dengan meminta sukarelawan bernapas di dalam kotak baja tertutup. Saat mereka tidak mengenakan masker, uap air yang dihembuskan memenuhi kotak sehingga menyebabkan peningkatan kelembapan di dalam kotak. 

Sebaliknya, saat memakai masker, penumpukan kelembapan di dalam kotak menurun drastis karena sebagian besar uap air tertinggal di dalam masker, mengembun dan terhirup kembali. Pengukuran dilakukan pada tiga suhu udara yang berbeda, berkisar antara 46 hingga 98 derajat Fahrenheit atau sekitar 7,8 hingga 36,7 derajat Celcius. 

Untuk memastikan tidak ada kebocoran, masker dipasang pada wajah relawan menggunakan karet busa berdensitas tinggi. Ditemukan bahwa keempat masker tersebut dapat meningkatkan kelembapan udara yang dihirup, tetapi pada derajat yang berbeda-beda.

Pada suhu rendah, para ahli mengatakan, efek pelembap dari semua masker meningkat pesat sementara masker katun tebal memiliki kelembapan paling tinggi di semua kondisi. Kebanyakan orang yang memakai masker akan merasakan kelembapan, sehingga tanpa menyadarinya itu baik untuk mereka.

Secara keseluruhan, penelitian ini mendukung pentingnya penggunaan masker sebagai cara efektif untuk melindungi diri dari infeksi saluran pernapasan, termasuk COVID-19. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya