Gula Darah Stabil Syarat Utama Pasien Diabetes Sebelum Vaksin COVID-19

Ilustrasi diabetes/gula darah.
Sumber :
  • Pixabay/TesaPhotography

VIVA – Diabetes merupakan salah satu penyakit komorbid yang rentan mengalami gejala parah apabila terpapar COVID-19. Tak heran, penyandang diabetes masuk sebagai kelompok prioritas dalam pemberian vaksin COVID-19.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Para ahli telah memperbarui aturan untuk pemberian vaksin kepada penyandang diabetes. Jika sebelumnya, ahli tak menyarankan vaksinasi pada penyandang diabetes yang memiliki gula darah tinggi, kini sudah diperbolehkan.

Hanya saja, pakar menyebut gula darah tetap berperan besar dalam proses vaksinasi penyandang diabetes.

Kolesterol Hingga Diabetes Bermunculan Usai Lebaran? Dokter Ungkap Penyebab dan Cara Atasinya

Menurut Ketua Perhimpunan Endokrinologi Indonesia (Perkeni) Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD, gula darah penyandang diabetes harus stabil sebelum jadwal pemberian vaksin COVID-19.

"Orang diabetes sebenarnya mendapat prioritas untuk vaksinasi. Mungkin lebih baik hasilnya jika gula darahnya lebih baik. Jadi, sebaiknya dianjurkan pasiennya untuk menjaga kadar gula darah yang baik," kata Prof. Suastika, dalam acara virtual bersama Novo Nordisk, baru-baru ini.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Menurutnya, dengan perbaruan aturan itu, maka tak ada lagi larangan untuk vaksinasi pada penyandang diabetes tipe 1 dan 2. Tetapi, ia menyarankan agar pasien diabetes dengan komplikasi akut untuk menunda vaksinasi terlebih dahulu.

"Secara umum tidak ada larangan vaksinasi, kecuali yang sedang dengan komplikasi akut. Masuk rumah sakit, misalnya, akibat infeksi, stroke, jantung, kegawatan diabetes, dan lain sebagainya," ujar Prof Suas, sapaan akrabnya.

Sementara itu, bagi penyandang diabetes yang sudah terpapar COVID-19, tetap disarankan menjalani terapi insulin. Sebab, insulin sendiri dapat bekerja menstabilkan gula darah sehingga kondisi tubuh akan lebih mudah pulih.

"COVID-19 ini kalau dibagi ada ringan, sedang, berat, dan kritis. Kalau yang kritis dan masuk rumah sakit memang tetap harus diinsulin, karena ini bisa mengendalikan gula darah secara cepat," ujar Rektor Universitas Udayana, Bali, periode 2013–2017 itu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya