Hati-hati, Penyakit Jantung Sering Menyerupai GERD

Penyakit GERD atau Asam lambung naik.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Gastroesophageal reflux disease atau GERD merupakan penyakit asam lambung yang ditandai dengan nyeri di sekitar ulu hati dan rasa terbakar di dada akibat asam lambung naik ke kerongkongan. 

Muncul Rumor Park Bo Ram Dibunuh dan Bunuh Diri, Agensi Akhirnya Umumkan Hasil Autopsi

Jika sudah terkena penyakit ini, penderitanya bisa merasakan sakit yang luar biasa. Makanya, tidak heran jika banyak muncul mitos yang berkaitan dengan penyakit satu ini. 

Salah satu yang berkembang di masyarakat adalah penyakit GERD bisa menyebabkan kematian. Benarkah demikian? Ini fakta atau mitos? 

Sering Pikirkan Kematian, Bunda Corla Galau Mau Dimakamkan di Jerman Atau Indonesia

Spesialis penyakit dalam, dr. Amanda Pitarini, SpPD-KGEH, meluruskan anggapan ini. Menurut dia, penyakit GERD dapat menyebabkan kematian hanyalah mitos belaka. 

"Pada dasarnya GERD tidak menyebabkan kematian secara langsung. Tetapi penyakit jantung dapat menyerupai GERD. Kita tahu, penyakit jantung dapat menyebabkan kematian tiba-tiba," ujarnya dalam tayangan Hidup Sehat di tvOne, Jumat 5 Maret 2021. 

Polisi Ungkap Hasil Penyelidikan Kematian Park Bo Ram, Ditemukan Tak Sadarkan Diri di Kamar Mandi

Lebih lanjut, dokter Amanda turut memberikan tips pertolongan pertama saat penyakit GERD menyerang atau asam lambung meningkat. 

"Penderita penyakit lambung yang sudah dikonfirmasi, apabila penyakit ini kambuh di rumah tiba-tiba terasa nyeri, yang dapat dilakukan adalah minum obat yang dapat mengurangi asam lambung ini," kata dia. 

Amanda menjelaskan, ada beberapa obat yang dijual bebas di apotek, seperti antacid, omeprazole, dan sejenisnya. Namun, jika rasa sakitnya berlanjut, Amanda menyarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter. 

"Terutama apabila ditemukan beberapa tanda bahaya, muntah darah atau BAB hitam yang berarti BAB-nya bercampur darah. Maka hal-hal seperti ini membuat kita harus lebih waspada untuk segera memeriksakan diri," tutur dr. Amanda Pitarini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya