Hipospadia Serda Aprilia Manganang, Benarkah Dipicu Hormon saat Hamil?

Aprilia Manganang saat berseragam timnas Indonesia
Sumber :
  • Aprilia Manganang instagram

VIVA – Masih hangat kabar mengenai mantan atlet voli, Aprilia Manganang yang telah berubah identitas. Hal itu terungkap saat dirinya masuk sebagai anggota TNI, di mana ia melakukan pemeriksaan medis dan diketahui dirinya adalah pria tulen.

3 Cara Bikin Pasangan Happy di atas Ranjang dan Gak Bosen Sama Kamu

Adapun kondisi tersebut, merupakan kelainan atau cacat sejak lahir, yang disebut sebagai hipospadia. Menurut berbagai sumber termasuk The Center of Disesase Control and Prevention (CDC), banyak faktor yang meningkatkan risiko hipospadia, namun penggunaan hormon selama masa kehamilan dianggap berperan cukup besar. 

Menanggapi hal itu, dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan fertilitas, endokrinologi dan reproduksi dr Shanty Olivia Jasirwan, SpOG-KFER, menjelaskan bahwa tak ada kaitan antara program kehamilan dengan kelainan bawaan itu. Menurutnya, hipospadia murni berasal dari kelainan hormon janin yang berkembang di rahim. Berikut penjelasan dokter.

Oknum Polisi Calon Perwira Aniaya Istri yang Sedang Hamil, Dilaporkan ke Polda Sumut

"Memang betul hipospadia kelainan kongenital. Kaitan dengan gangguan hormon saat masa hamil, tidak ada hubungannya. Jadi memang murni kelainan bawaan saja, tidak ada gangguan hormon (di masa hamil) pada ibu," bebernya dalam acara virtual Small Group Media Discussion RS Pondok Indah pada Rabu, 10 Maret 2021.

Jenis program kehamilan apapun, kata dia, cukup aman untuk digunakan dan tidak memicu kelainan hormon pada janin. Termasuk untuk pemakaian obat kesuburan saat program hamil, yang tak ada kaitannya dengan kecacatan pada janin. 

Inong Ayu, Istri Abimana Aryasatya Umumkan Hamil Anak Kelima di Usia 43 Tahun

"Konsumsi obat induksi ovulasi ini tidak ada hubungannya (dengan cacat janin). Obat-obat ovulasi ini tidak menyebabkan kelainan kongenital," ungkapnya lagi. 

Terlebih, obat-obatan untuk induksi ovulasi (kesuburan) sendiri dipakai dengan tujuan meningkatkan peluang kehamilan. Sehingga, pemakaiannya pun diberikan sebelum wanita mengalami kehamilan disertai dosis yang tepat.

"Kalau misalnya memang ada laporan-laporan seperti ini (kecacatan), tentunya kan tidak akan dipergunakan lagi sampai saat ini. Tentunya obat-obatan ini akan ditarik. Dan ini obat-obatan ini kan tujuannya untuk sebelum terjadinya kehamilan. Jadi, diberikannya kan sebelum kehamilan, tidak ada hubungannya," terangnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya