Baru Sembuh dari COVID-19? Dokter Anjurkan Konsumsi Ini

Bubur kacang hijau kental.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Kasus sembuh pasien COVID-19 terus meningkat dan menjadi kabar yang cukup menggembirakan. Namun, tak sedikit pasien COVID-19 yang sudah sembuh lantas masih merasakan beberapa gejala.

Menkes: Implementasi Nyamuk Ber-Wolbachia untuk Tanggulangi Dengue Mulai Bergulir

Sindrom long COVID-19 kerap dialami oleh beberapa pasien yang telah dinyatakan negatif. Gejalanya pun beragam dan tak dapat diprediksi. Untuk itu, pasien yang sudah sembuh dianjurkan tetap menjalani pola hidup sehat, termasuk asupan tepat.

Menurut dokter spesialis gizi klinik, dr. Diana Suganda, SpGK., pasien yang baru sembuh sebaiknya mendapat asupan yang baik dengan porsi yang seimbang. Namun, Diana menganjurkan agar pasien bisa menambah kalorinya dalam sehari.

Kapten Vincent Kena Flu Singapura Sampai Bernanah: Lebih Sengsara dari COVID!

"Jadi untuk pasien-pasien atau orang-orang yang masih struggling atau recovery, itu justru polanya ditambah, jadi jumlah kalori akan lebih," ujar Diana, dalam acara virtual Frisian Flag bertajuk 'Refleksi Setahun Pandemi: Masyarakat Semakin Abai atau Peduli', baru-baru ini.

Menurutnya, jumlah kalori yang ditambah prinsipnya sama pada para wanita yang tengah menyusui. Penambahan kalorinya berbeda pada masing-masing orang dengan angka maksimal sebanyak 700 kalori.

KPK Cecar Fadel Muhammad soal Dugaan Kasus Korupsi APD di Kemenkes RI

"Sebagai contoh, pasien COVID-19 itu ada tambahan 600 atau 700 kalori perhari, hampir sama kayak porsinya ibu menyusui, jadi untuk jumlahnya harus ditambah," ucapnya.

Namun, penambahan kalori itu disarankan dari sumber gizi yang kaya protein seperti kacang hijau hingga susu. Sebab, protein terbukti mampu memperbaiki segala kerusakan di dalam tubuh, yang mungkin sempat terjadi saat terinfeksi COVID-19.

"Tambah 700 kalori itu dari protein, bisa kayak porsi lauknya ditambah seperti makan ayamnya ditambah, ikannya bisa dua, dan tambahin nabati (tahu atau tempe) lagi, terus kita akalin lagi seperti makanan 2 protein hewani dan 1 protein nabati," kata dokter Diana.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya