Waspada Jika Ada Riwayat Keluarga dengan Kanker Usus Besar

Ilustrasi sel kanker.
Sumber :
  • Pixabay/skeeze

VIVA – Usus besar manusia sepanjang kurang lebih 1 – 1.5 meter adalah organ penting yang berfungsi untuk menyerap nutrisi yang tidak terserap di usus halus, termasuk vitamin A, D, E, dan K. Tumor dapat tumbuh pada berbagai organ tubuh manusia, termasuk juga di usus besar. Tumor adalah benjolan abnormal pada tubuh manusia yang bisa bersifat jinak atau ganas. Tumor ganas inilah yang disebut kanker yang dapat menyebar ke organ lainnya jika terlambat terdeteksi. 

Melahirkan Berulang Kali Dapat Menjadi Risiko Kanker Serviks, Benarkah?

Berdasarkan data WHO tahun 2020, kanker usus besar (colon cancer) adalah kanker terbanyak ke-4 di Indonesia, setelah kanker payudara, serviks, dan kanker paru. Kanker usus besar umumnya tidak bergejala pada stadium awal sehingga seringkali pasien datang sudah pada stadium lanjut. Itulah sebabnya deteksi dini kanker usus besar sangat penting terutama jika Anda memiliki faktor risiko.Lantas apa saja faktor risiko kanker usus besar? Berikut penjelasannya. 

Tanda Bahaya
Dokter Spesialis Bedah Konsultan Bedah Digestif, Mayapada Hospital Jakarta Selatan dan Kuningan, Dr. Errawan Wiradisuria, Sp.B-KBD, M.Kes, mengatakan, jika memiliki orang tua, saudara kandung, atau kerabat dekat dengan riwayat kanker usus besar (faktor genetik), dengan tanda-tanada seperti berikut ini, Anda harus waspada. Berikut tanda-tanda yang harus diwaspadai:  
1. Pernah terdiagnosa polip pada usus besar 
2. Pernah menjalani terapi radiasi pada area perut atau pelvis
3. Gaya hidup tidak sehat seperti merokok, pola makan tidak sehat, kurang olahraga, dan konsumsi alkohol berlebih
4. Diabetes
5. Obesitas

Terpopuler: Bagian Tubuh Ini Bisa Prediksi Ukuran Penis, hingga Faktor Risiko Kanker Serviks

Gejala
Gejala biasanya baru muncul pada stadium 2 atau bahkan sudah stadium lanjut. Gejala yang biasanya dialami adalah:
1. BAB berdarah, BAB mengecil seperti pensil, kecil kecil dan berwarna hitam
2. Sering diare atau sembelit
3. Nyeri perut, kram, dan sering kembung
4. Penurunan berat badan drastis tanpa diketahui sebabnya
5. Sering merasa BAB tidak tuntas 

Jika terdeteksi sejak stadium awal, maka tingkat kesembuhan dan harapan hidup juga akan semakin tinggi. Deteksi dini kanker usus besar dapat dilakukan secara rutin sejak usia 40 tahun dengan melakukan pemeriksaan:
1.Virtual colonoscopy yaitu pemeriksaan untuk melihat bagian dalam usus besar secara 3 dimensi dengan alat CT Scan. Pemeriksaan ini lebih nyaman dan cepat untuk pasien yang merasa takut untuk melakukan pemeriksaan kolonoskopi.
2.Kolonoskopi yaitu pemeriksaan usus besar dengan alat seperti selang dengan kamera di ujungnya yang dimasukan ke dalam usus besar. Pemeriksaan ini paling sensitif untuk mendeteksi adanya kelainan, seperti polip atau benjolan kecil pada usus besar.
3.Pemeriksaan penanda tumor/tumor marker CEA (cancer embryonic antigen) yaitu pemeriksaan zat protein yang dihasilkan oleh sel kanker di laboratorium
Berikut ini adalah tips yang bisa dilakukan untuk pencegahan kanker usus besar: Cek riwayat keluarga, lakukan skrining atau konsultasi dengan dokter, Jalani pola hidup sehat, Pilih makan sehat bergizi seimbang, Hindari merokok, Olahraga teratur, Cukup istirahat.

Bukan Lagi Penyakit Orangtua, Penderita Kanker di Usia Muda Meningkat 79 Persen

#SelangkahLebihSehat bersama Mayapada Hospital dengan lakukan deteksi dini kanker usus besar karena semakin cepat tereteksi, semakin tinggi tingkat kesembuhan dan harapan hidup. 

Gastrohepatology Mayapada Hospital menyediakan layanan lengkap dan menyeluruh untuk gangguan pada saluran pencernaan dan hati mulai dari deteksi dini, diagnosa, hingga terapi. Didukung oleh tim dokter yang kompeten dan berpengalaman di bidangnya serta fasilitas dan peralatan medis terkini untuk memberikan layanan kesehatan sesuai kebutuhan Anda. 

Photo :
  • Dokumentasi RS Mayapada

Narasumber: 
Dr. Errawan Wiradisuria, Sp.B-KBD, M.Kes
Dokter Spesialis Bedah Konsultan Bedah Digestif 
Mayapada Hospital Jakarta Selatan dan Kuningan
Presiden Joko Widodo (Jokowi)

Jokowi Bersyukur Angka Stunting Turun dari 37 Persen Menjadi 21 Persen

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pekerjaan rumah bidang kesehatan di Indonesia diantaranya penanganan stunting. Menurut dia, angka stunting memang saat ini sudah

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024