Google Doodle Pakai Masker Ingatkan Selamatkan Nyawa dari COVID-19

Google Doodle
Sumber :
  • Google

VIVA – Google Doodle hari ini terlihat berbeda, di mana setiap hurufnya seolah memakai masker. Di akhir doodle tersebut, tiap huruf yang memakai masker juga berjauhan seolah menjaga jarak.

Memakai masker dan menjaga jarak memang menjadi cara utama sebagai pencegahan COVID-19. Mengingat kasus COVID-19 masih tinggi di dunia, sebanyak 131 juta dengan 2,85 juta kematian, dan 74,5 juta di antaranya berhasil sembuh.

Namun, COVID-19 masih ada dan diprediksi akan menjadi penyakit endemik. Apalagi, kini mulai muncul beragam jenis mutasi virus corona yang dinilai lebih menular dan kebal terhdap vaksin. Meski kini vaksinasi juga telah dilakukan, tak dipungkiri lonjakan kasus mulai terjadi kembali.

Salah satu faktor peningkatannya, ditengarai oleh melonggarnya protokol kesehatan. Untuk itu, masyarakat diimbau tetap memakai masker saat sedang melakukan aktivitas di luar rumah. 

Plt Dirjen Farmalkes, drg. Arianti Anaya, MKM, menjelaskan bahwa masker medis sebaiknya dipakai lantaran dapat menyaring virus dengan angka yang maksimal. Arianti menjelaskan jenis masker medis adalah masker bedah dan masker respirator. Masker bedah berbahan material berupa Non – Woven Spunbond, Meltblown, Spunbond (SMS) dan Spunbond, Meltblown, Meltblown, Spunbond (SMMS).

Masker tersebut digunakan sekali pakai dengan tiga lapisan. Penggunaannya menutupi mulut dan hidung. Lain halnya dengan masker respirator atau biasa disebut N95 atau KN95. Biasanya masker respirator ini menggunakan lapisan lebih tebal berupa polypropylene, lapisan tengah berupa elektrete / charge polypropylene.

Masker jenis ini memiliki kemampuan filtrasi yang lebih baik dibandingkan dengan masker bedah. Biasanya masker respirator ini digunakan oleh pasien yang kontak langsung dengan pasien COVID-19 dan juga selalu digunakan untuk perlindungan tenaga kesehatan.

Ketika produk masker sudah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan maka masker tersebut telah memenuhi persyaratan mutu keamanan dan manfaat, antara lain telah lulus uji Bacterial Filtration Efficiency (BFE), Partie Filtration Efficiency (PFE), dan Breathing Resistence sebagai syarat untuk mencegah masuknya dan mencegah penularan virus serta bakteri.

Program Restrukturisasi Kredit Terdampak COVID-19 Berakhir, OJK Ungkap Alasan Tak Diperpanjang

“Masker medis harus mempunyai efisiensi penyaringan bakteri minimal 95%,” tutur drg. Arianti.

Proses vaksinasi sudah berlanjut, kata dia, namun masyarakat juga harus tetap menjaga protokol kesehatan salah satunya adalah tetap menggunakan masker. Dengan begitu, perlindungan akan lebih baik sehingga meminimalisir penyebaran COVID-19.

Keuskupan Agung Jakarta Sebut Paus Fransiskus Akan Kunjungi Indonesia September 2024

“Saya menghimbau kepada seluruh tenaga kesehatan dan juga masyarakat untuk cermat memilih masker dalam menjaga diri dari penularan COVID-19. Jangan hanya tergiur dengan model atau apapun yang penting kita memilih masker yang sesuai dengan kebutuhan kita,” kata drg. Arianti.

#ingatpesanibu
#jagajarak
#pakaimasker
#satgascovid19
#cucitanganpakaisabun

 

Menkes: Implementasi Nyamuk Ber-Wolbachia untuk Tanggulangi Dengue Mulai Bergulir
Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Rahmat Bagja

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Ketua Bawaslu RI mengatakan bahwa Pilkada Serentak 2024 berbeda dan jauh lebih kompleks dibandingkan dengan penyelenggaraan pilkada serentak sebelumnya.

img_title
VIVA.co.id
22 April 2024