Pria Terinfeksi COVID-19 Berisiko Tinggi Alami Disfungsi Ereksi

Ilustrasi pria/laki-laki.
Sumber :
  • Pixabay/pexels

VIVA – Sebuah studi baru menemukan bahwa pria yang pernah menderita COVID-19 memiliki risiko lebih besar mengalami disfungsi ereksi. Riset ini, yang ditandi sebagai 'vaksinasi supaya bisa ejakulasi', dipimpin oleh Emmanuele A. Jannini, MD, seorang profesor endokrinologi dan seksolog medis di University of Rome Tor Vergata, Roma, Italia.

Menkes: Implementasi Nyamuk Ber-Wolbachia untuk Tanggulangi Dengue Mulai Bergulir

Dikutip dari laman Daily Star, studi ini menemukan bahwa risiko disfungsi ereksi bisa enam kali lebih tinggi pada pria yang pernah terinfeksi COVID-19.

Para peneliti juga menemukan bahwa disfungsi ereksi, yaitu ketidakmampuan untuk ereksi atau menjaga ereksi cukup keras untuk berhubungan seks, bisa berlangsung baik dalam jangka pendek atau panjang dari komplikasi COVID-19.

Kapten Vincent Kena Flu Singapura Sampai Bernanah: Lebih Sengsara dari COVID!

Studi tersebut dipublikasikan pada 20 Maret di jurnal Andrology.

Angka terdahulu juga mengindikasikan bahwa pria yang mengalami disfungsi ereksi lima kali lebih besar pernah terkena COVID-19.

KPK Cecar Fadel Muhammad soal Dugaan Kasus Korupsi APD di Kemenkes RI

Meski demikian, para ahli berpendapat bahwa mungkin buktinya masih belum cukup untuk membuktikan bahwa ada kaitan antara disfungsi ereksi dengan COVID-19.

"Kamu harus melihat pada kelompok usia yang sama orang tersebut, statu ekonomi sosialnya, penyakit serius yang juga bisa berkontribusi pada disfungsi ereksi," ujar urolog Jamaica Star, Dr. Elon Thompson.

Kemudian, dia melanjutkan, kita juga harus melihat pada kelompok itu dan membandingkannya dengan orang-orang yang pernah terkena COVID-19 dan yang tidak pernah, lalu mengikuti mereka selama beberapa periode waktu dan melihat apa yang terjadi.

"Ini adalah satu-satunya cara seseorang bisa membuat perbedaan pada COVID-19 yang bisa menyebabkan disfungsi ereksi," lanjutnya.

Kabar ini datang setelah studi baru sebelumnya mengklaim bahwa COVID-19 memberikan ancaman global terhadap kesuburan pria dengan virus yang mampu mengubah bentuk sperma.

Riset tersebut dipublikasikan di jurnal Open Biology, yang mengklaim bahwa kehadiran reseptor ACE2 di testis membuat alat kelamin pria mengurung target infeksi potensial.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya