Klaster Perkantoran Meningkat, Ini 3 Rekomendasi IDI untuk Perusahaan

Ilustrasi jaga jarak/virus corona/COVID-19.
Sumber :
  • Freepik/tirachardz

VIVA – Ketua Terpilih Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr. Adib Khumaidi, SpOT menyebut bahwa klaster perkantoran di DKI Jakarta kian melonjak dapat diatasi dengan protokol kesehatan yang ketat. Selain itu, Adib menyarankan agar work from home (WFH) tetap dilakukan meski vaksinasi telah dijalani.

Kapten Vincent Kena Flu Singapura Sampai Bernanah: Lebih Sengsara dari COVID!

Ketua Tim Mitigasi IDI itu menjelaskan, protokol kesehatan yang ketat diiringi dengan jumlah karyawan work from office (WFO) yang terbatas, mampu mencegah lonjakan kasus COVID-19. Pengaturan yang berlaku di perkantoran pun harus kembali diawasi agar karyawan tak lengah saat beraktivitas.

"Iya jadi kalau prinsip yang saya sampaikan tadi kita tidak bisa serta merta WFH 100 persen karena kita tahu mengartikannya tidak sesederhana seperti tahun lalu, sehingga yang mesti kita gencarkan adalah pengaturan (protokol ketat pada karyawan dan tata kelola ruangan)," kata Adib, dalam acara virtual bersama IDI.

KPK Cecar Fadel Muhammad soal Dugaan Kasus Korupsi APD di Kemenkes RI

Sementara itu Dr. dr. Eka Ginanjar, SpPD-KKV, MARS selaku Ketua Tim Pedoman dan Protokol dari Tim Mitigasi PB IDI mengatakan bahwa jangan sampai orientasi kita pada ekonomi berisiko pada penguatan kesehatan. Jadi, bukan hanya Treatment tetapi juga Testing dan Tracing (3T) perlu dilakukan oleh pemerintah pusat maupun daerah. Selain itu, dokter Eka mengimbau agar karyawan menjalani meeting secara daring serta tak melakukan makan siang bersama saat harus ke kantor.

“Perlu adanya kolaborasi secara ketat mengendalikan agent-nya (SARS-CoV-2 / COVID19), lingkungannya, juga host-nya,” kata dokter Eka di kesempatan yang sama.

Cerita Anne Avantie Bangkrut, Temukan Kebahagiaan di Tempat Tak Terduga

Rekomendasi tata perilaku yang dianjurkan oleh Tim Mitigasi IDI sesuai dengan referensi dari National Institute for Occupational Safety and Health adalah dengan hierarki pengendalian risiko transmisi infeksi, yakni

- Vaksinasi dan 3T: untuk menghilangkan sumber bahaya secara fisik dan mengganti sumber bahaya.

- Ventilasi-Durasi-Jarak-Sirkulasi (VDJS): untuk mengisolasi orang-orang dari sumber bahaya. Seperti menjaga jarak duduk para peserta rapat minimal 1 meter.

- 5M : Memakai Masker, Menjaga Jarak, Mencuci Tangan, Membatasi Mobilitas, Menghindari Kerumunan untuk mengubah kebiasaan beraktifitas dan bekerja.

Penggunaan APD bagi para pekerja yang disesuaikan dengan risikonya. Memperhatikan etika batuk, penggunaan masker yang baik, menyimpan masker di tempat steril

Membatasi jumlah karyawan di pertemuan meeting offline sesuai kapasitas ruangan

Tidak mengadakan acara makan bersama saat rapat. serta saat istirahat, tidak makan bersama dan menggunakan alat makan sendiri.

Pengaturan jam kerja: 40 jam seminggu (waktu kerja jarian 7-8 jam dan tidak melebihi 12 jam sehari

Pengaturan gizi dan olahraga

Mengikuti protokol kesehatan saat beribadah di kantor (membawa peralatan ibadah sendiri)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya