Kolom Prof Tjandra: Perkembangan Harian COVID-19 di India

Prof Tjandra Yoga Aditama
Sumber :
  • Dokumentasi Prof Tjandra

VIVA – Seperti yang banyak dicemaskan maka kasus COVID-19 di India masih terus meningkat. Dalam beberapa hari terakhir ini kasusnya India sudah melewati 400 ribu orang dalam seharinya, walaupun pada 1 April angkanya sedikit turun menjadi 392 ribu. 
Pemerintah India terus melakukan berbagai upaya penanggulangan, dan tentu belum ada yang tahu pasti bagaimana perkembangannya dalam hari-hari mendatang ini.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Memang ada prediksi modelling dari beberapa pihak termasuk “Indian Council of Medical Research (ICMR)” bahwa gelombang ke dua serangan COVID-19 di India sekarang ini akan mencapai puncaknya pada minggu pertama atau minggu ke dua bulan Mei ini. Tetapi sebagaimana tehnik modelling epidemiologi maka tentu ada beberapa keterbatasan, khususnya karena masih ada berbagai variabel yang masih belum pasti perkembangannya (“uncertainty”).

Saya secara teratur berhubungan dengan teman-teman di New Delhi. Informasi mereka menyebutkan bahwa  sebenarnya situasi lockdown sekarang ini tidaklah seketat Maret April 2020 tahun yg lalu, waktu saya masih tinggal dan bertugas di New Delhi. Waktu itu kalau saya keluar rumah untuk sekedar jalan kaki di dekat rumah untuk dapat matahari pagi maka saya selalu membawa tas kosong, maksudnya kalau ditanya polisi maka saya akan jawab bahwa saya sedang mau pergi ke toko membeli makanan pokok.

Prof Tjandra: Ramai Kasus Depresi di Kalangan PPDS, Ini 5 Rekomendasi Tindak Lanjut Perlu Dilakukan

Juga, tahun yang lalu kebijakan lockdown dilaksanakan untuk seluruh negara, sementara kini keputusan diserahkan ke negara bagian masing-masing. Sekarang sudah mulai ada berita bahwa mungkin bentuk lockdown akan di perketat di hari mendatang.
Di sisi lain, nampaknya dalam rangka kewaspadaan, sekarang kalau seseorang sedang ke luar rumah dan ketemu polisi dan menjawab akan pergi ke apotik atau toko obat, yang mereka sebut “Pharmacy” maka maka polisi dan petugas akan bertanya detail apa sakitnya, obat apa yang akan dibeli dan bahkan mungkin akan ada pengecekan ke rumah dengan segala tindakan lainnya yang terkait.

Teman-teman saya yang bekerja di WHO Asia Tenggara yang kantornya di New Delhi memang sudah mendapat vaksinasi yang pertama, dengan vaksin Astra Zeneca buatan “Serum Institute of India”. Mereka disuntiknya di salah satu Rumah Sakit di New Delhi yang di lantai dasarnya pada hari tertentu dipakai untuk vaksinasi staf WHO ini. Sekarang mereka sedang menunggu untuk waktu vaksinasi ke dua, dan tentu ada juga kekawatiran untuk ketersediaan vaksin mengingat kasus yang terus meningkat ini.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Seperti diketahui bahwa pada 28 April 2021 pemerintah India mengeluarkan strategi baru fase tiga vaksinasi COVID-19 yang mereka sebut “Liberalised and Accelerated”. Strategi ini menyebutkan  bahwa mulai 1 Mei 2021 maka semua warga negara yang berusia 18 tahun ke atas akan mendapat vaksinasi. Hanya saja pelaksanaannya belum terlalu lancar karena beberapa negara bagian belum dapat memulai fase tiga ini pada 1 Mei karena kelangkaan ketersediaan vaksin, yang mereka harapkan akan teratasi dalam beberapa hari ini.  

Fase pertama India dimulai pada 16 Januari 2021 dimana yang divaksin adalah petugas kesehatan dan petugas yang melayani masyarakat di lini depan. Fase ke duanya bermula pada 1 Maret 2021 yang memvaksinasi semua yang berusia di atas 45 tahun. 
Sejauh ini India dilaporkan sudah memvaksin sekitar 150 juta orang, atau sekitar 11 dosis vaksin per 100 penduduknya. Menurut data The New York Times maka di dunia pada 1 Mei 2021 sudah lebih dari 1,13 milyard dosis vaksin disuntikkan, atau setara dengan 15 dosis per 100 penduduk dunia. Tentu distribusinya tidaklah merata. Sepuluh negara terbanyak memberikan vaksinasi COVID-19 per 100 penduduk negaranya adalah berturut-turut adalah Seychelles (130 dosis vaksin per 100 penduduknya), Israel, U.A.E., San Marino, Chili, Bahrain, Maldives, Inggris, Amerika Serikat dan Malta.

Prof Tjandra Yoga Aditama
Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI/ Guru Besar FKUI
Mantan Direktur WHO SEARO dan Mantan Dirjen P2P & Ka Balitbangkes

Saat ini kasus COVID-19 masih tinggi. Tetap patuhi protokol kesehatan dan jangan lupa lakukan 3M, Memakai Masker, Menjaga Jarak, Mencuci Tangan Pakai Sabun.

#ingatpesanibu
#jagajarak
#pakaimasker
#satgascovid19
#cucitanganpakaisabun

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya