Waspadai Gejala Ini Jika Gula Darah Tiba-tiba Drop Saat Puasa

Ilustrasi pengecekan diabetes.
Sumber :
  • Pixabay/TesaPhotography

VIVA – Berpuasa selama seharian penuh cenderung membuat gula darah menjadi turun. Kondisi ini tentu bisa membahayakan, terutama bagi mereka yang menderita penyakit diabetes

5 Manfaat Rebusan Air Daun Salam, Bisa Bantu Kurangi Kadar Gula Darah

Lalu, bagaimana mengatasinya jika gula darah penderita diabetes tiba-tiba menurun drastis saat sedang berpuasa? Gejala apa saja yang patut diwaspadai? 

"Kalo gula darah terlalu turun maka otak kekurangan gula. Itu gejalanya seperti bingung, mau jatuh, bahkan orang yang terlalu berat bisa pingsan," ujar Ketua Umum PB Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI), Prof. Dr. dr. Ketut Suastika Sp.PD - KEMD, saat webinar Kalbe Farma, yang digelar belum lama ini. 

Mudik Lebaran 2024 Dinilai Beri Dampak Positif untuk Perekonomian Indonesia

Kemudian, menurut Ketut, hal kedua yang terjadi jika gula darah menurun adalah terjadinya rangsangan saraf. Gejala-gejala yang terjadi, berupa jantung berdebar, berkeringat, dan mata berkunang. 

"Jadi, kalo ada gejala merasa lapar, merasa mau jatuh, kemudian berdebar, keringat dingin, itu adalah tanda-tanda gula darah terlalu rendah," kata dia. 

Kolesterol Hingga Diabetes Bermunculan Usai Lebaran? Dokter Ungkap Penyebab dan Cara Atasinya

Lalu, jika sudah terlanjur terjadi seperti itu? Apa yang harus dilakukan? 

"Kalo bisa cek gula darahnya. Kalo tidak, lebih baik sementara waktu dianjurkan untuk berhenti dulu puasanya. Lebih baik mengonsumsi gula dulu supaya gula darahnya bisa naik dulu," tuturnya. 

Lebih lanjut Ketut mengatakan, jika pasien diabetes ingin berpuasa, hal terpenting yang harus dilakukan adalah konsultasikan ke dokter. 

"Karena kalo yang menggunakan obat-obatan, maka ada obat yang harus dikurangi dosisnya, ada yang harus diatur waktu pemberiannya, supaya sesuai dengan kadar gula darah pada kondisi selama puasa," kata dia. 

"Karena puasa kan perubahan perilaku makan. Jadi pola makannya berubah, sehingga harus ada perubahan waktu pemberian obat-obatan dan dosisnya," pungkas Prof. Ketut Suastika.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya