Tradisi Kumpul Lebaran Picu Penularan COVID-19, Ini Saran Ahli

Ilustrasi jaga jarak/virus corona/COVID-19.
Sumber :
  • Freepik

VIVA – Bicara Ramadhan dan mudik, maka masyarakat Indonesia tak bisa lepas dari tradisi kumpul bersama. Mulai dari kumpul bersama dalam konteks berbuka puasa bersama keluarga atau kerabat, hingga berkumpul bersama pada saat silaturahmi pada hari raya atau Lebaran.

Keuskupan Agung Jakarta Sebut Paus Fransiskus Akan Kunjungi Indonesia September 2024

Meski pemerintah telah melarang mudik Lebaran tahun ini, namun kebiasaan untuk kumpul bersama keluarga tak terhindarkan. Termasuk, berkumpul bersama keluarga terdekat di rumah yang masih diizinkan.

Tradisi kumpul bersama inilah yang berpotensi penularan COVID-19, jika masyarakat abai dengan protokol kesehatan dan tidak mampu menjaga imunitas tubuh mereka.

Ketua DPRD Kota Bogor Dorong Pemerintah Beri THR Lebaran bagi Warga Terdampak Bencana

Lantas, apa yang dapat dilakukan agar imunitas tetap terjaga selama berpuasa?

Menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Husada Utama, Dr. dr. Gatot Soegiarto, Sp.PD-KAI, FINASIM, puasa memang dapat meningkatkan imunitas tubuh. Adalah kondisi autophagy, di mana ada saat orang berpuasa lebih dari enam jam, tubuhnya memiliki mekanisme untuk membersihkan dirinya dari sel-sel yang tidak berfungsi dengan baik.

Menkes: Implementasi Nyamuk Ber-Wolbachia untuk Tanggulangi Dengue Mulai Bergulir

"Puasa juga mampu membersihkan diri dari bahan-bahan toksik dan dari penyimpangan metabolis,e dalam tubuh sehingga sel-sel yang tidak berfungsi atau bahan-bahan toksik dapat dibersihkan sendiri," ujar Gatot dalam acara virtual bersama Imboost, baru-baru ini.

Dengan demikian, lanjut Gatot, orang yang berpuasa sistem imun jadi lebih bagus. Sel darah putih juga lebih bagus. Hal ini terjadi jika seseorang mendapatkan nutrisi yang cukup pada saat sahur serta pagi sebelum merayakan Hari Raya Idul Fitri.

"Makanya, dianjurkan makan sahur pada saat akan berpuasa. Termasuk, mengonsumsi suplemen atau immunomodulator ketika sahur, agar ketika menjalani puasa, maka bahan bakunya dapat digunakan untuk proses autophagy," kata dokter Gatot.

Mengonsumsi immunomodulator pada saat sahur ini bagus dilakukan oleh orang lansia maupun mereka yang masih muda atau usia produktif. DR. Raphael Aswin Susilowidodo, M.Si, VP Research & Development and Regulatory SOHO Global Health mengatakan immunomodulator yang baik mengandung ekstrak Echinacea pupurea dan zinc picolinate.

"Kandungan ekstrak Echinacea purpurea telah terbukti secara klinis dapat memodulasi sistem daya tahan tubuh dan mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut. Sementara zinc picolinate berperanan aktif dan bekerja sinergis pada sistem imun tubuh," paparnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya