Bagaimana Virus COVID-19 Dapat Memengaruhi Jantung?

nyeri dada
Sumber :
  • U-Report

VIVA – COVID-19 adalah virus yang bergerak ke saluran pernapasan. Jalan napas termasuk mulut, hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Meskipun sebagian besar pasien COVID-19 tidak memerlukan rawat inap dan mereka mengisolasi diri di rumah, infeksi dapat memiliki efek samping jangka panjang. 

Menurut studi yang dilakukan oleh Oxford Journal, dikutip dari Pinkvilla, pasien telah menunjukkan bukti kerusakan jantung setelah pulih dari COVID-19. Dengan demikian, menjadi semakin penting untuk memeriksakan jantung pasca pemulihan. 

Peradangan yang dipicu oleh infeksi dapat mengakibatkan melemahnya otot jantung dan menyebabkan irama jantung tidak normal. Baca terus untuk mengetahui segala hal tentang hubungan antara COVID-19 dan jantung.

Mengapa harus memeriksakan jantung setelah pemulihan dari COVID-19?

Photo :
  • Indian Express

Dianjurkan oleh para ahli untuk melakukan tes bagi orang-orang yang telah merasakan nyeri dada pasca COVID-19 atau memiliki penyakit jantung ringan sebelum infeksi karena tes ini dapat menunjukkan kerusakan yang terjadi, jika ada pada otot jantung.

Kardiomiopati di mana terjadi kelemahan otot jantung dan pembesaran jantung, dapat memburuk setelah orang tersebut menderita COVID-19 dan dapat menyebabkan gagal jantung. Gagal jantung terjadi ketika otot jantung tidak memompa darah seefisien seharusnya.

Bagaimana cara mengobati gagal jantung?

Keuskupan Agung Jakarta Sebut Paus Fransiskus Akan Kunjungi Indonesia September 2024

Gagal jantung bisa diobati dengan pengobatan yang tepat pada tahap awal. Pada stadium lanjut, dapat diobati dengan transplantasi jantung atau dengan alat bantu ventrikel kiri. Alat ini membantu ventrikel kiri dalam memompa darah ke seluruh tubuh.

Apa gejalanya?

Menkes: Implementasi Nyamuk Ber-Wolbachia untuk Tanggulangi Dengue Mulai Bergulir

Gejala gagal jantung yang harus diwaspadai antara lain pembengkakan pada pergelangan kaki, tungkai dan tungkai, batuk terus-menerus, sesak napas, detak jantung cepat atau tidak teratur, berkurangnya kemampuan untuk berolahraga, peningkatan keinginan untuk buang air kecil, tidak nafsu makan dan kelelahan serta lemas.

Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Rahmat Bagja

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Ketua Bawaslu RI mengatakan bahwa Pilkada Serentak 2024 berbeda dan jauh lebih kompleks dibandingkan dengan penyelenggaraan pilkada serentak sebelumnya.

img_title
VIVA.co.id
22 April 2024