Vaksin Sinovac Mengurangi Risiko 94 Persen COVID-19 Bergejala

Vaksinasi
Sumber :
  • Times of India

VIVA – Kementerian Kesehatan melakukan kajian cepat terkait efektivitas vaksin COVID-19 pada 120 ribu tenaga kesehatan di DKI Jakarta. Kajian tersebut dilakukan pada rentang waktu 13 Januari hingga 18 Maret 2021 ini dilakukan berdasarkan data sekunder. 

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Data yang diolah diperoleh dari pelaporan dan pencatatan COVID-19 di Kementerian Kesehatan. Dari kajian cepat tersebut diketahui bahwa vaksin Sinovac diketahui memiliki tingkat efektivitas hingga 94 persen pada yang sudah menerima dua dosis.

"Analisis menemukan vaksinasi Sinovac lengkap atau dua dosis dapat menurunkan atau mengurangi risiko 94 persen COVID-19 bergejala. Perbandingan vaksinasi lengkap ini menurunkan risiko hingga 94 persen pada hari ke-28 hingga ke- 63 dibanding yang belum divaksin," kata ketua tim peneliti, Panji Dhewantara dalam virtual conference, Rabu 12 Mei 2021.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Lebih lanjut Pandji memaparkan, dari hasil kajian cepat itu ditemukan bahwa tenaga kesehatan yang telah menerima dosis kedua atau vaksinasi lengkap dapat mencegah risiko perawatan di rumah sakit karena COVID-19 sebesar 96 persen. 

"Yang divaksin dua dosis (lengkap) persentase perawatan karena COVID-19 lebih rendah yakni 0,007 persen dibanding yang belum divaksin yakni 0,36 persen dan baru mendapat 1 dosis vaksin yakni 0,20 persen," ujar dia.

PM Singapura Lee Hsien Loong Mundur dari Jabatan, Ini Sosok Penggantinya

Lebih lanjut dari kajian cepat tersebut tenaga kesehatan yang telah mendapat dosis lengkap vaksin Sinovac juga memiliki risiko kematian lebih rendah. Analisis seberapa efektif turunkan risiko perawatan COVID-19.

"Estimasi cegah kematian akibat COVID- 19, vaksinasi 2 dosis cegah 98 persen kematian. Tercatat 1 individu yang mendapatkan vaksin lengkap meninggal karena COVID-19. Vaksin lengkap jauh kecil peluang meninggal karena COVID- 19," kata Pandji.

Pandji menjelaskan bahwa vaksinasi parsial atau hanya 1 dosis itu efektivitas lebih rendah dibanding yang telah melakukan vaksinasi lengkap atau 2 dosis. Mereka yang melakukan vaksinasi penuh akan jauh kecil risiko terinfeksi COVID-19 dan perawatan karena COVID-19 serta kematian akibat COVID-19. 

Pandji menjelaskan, dibandingkan individu yang baru menerima dosis pertama, bahwa risiko terkena atau terinfeksi bergejala jauh lebih besar. Vaksin Sinovac hanya berhasill menurunkan 13 persen risiko COVID-19 bergejala kepada kelompok dan individu yang hanya mendapatkan dosis pertama. 

"Simpulan pemberian vaksinasi lengkap dapat menurunkan risiko 94 persen mencegah COVID-19 pada hari ke-28 hingga hari ke-63 dan mencegah penularan karena COVID-19 sebesar 96 persen dan mencegah kematian 98 persen," tutur Pandji.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya