3 Faktor Penyebab Mudah Tertular COVID-19 Saat Libur Lebaran

Ilustrasi aktivitas saat mudik.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Fauzan

VIVA – Tak sedikit pemudik saat Lebaran tercatat positif COVID-19 tanpa disadari dan rentan menularkan. Pakar menyebut, ada tiga faktor yang membuat pemudik rentan terinfeksi virus tersebut di dalam perjalanan.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Guru Besar FK UI, Prof. dr. Soedjatmiko SpA (K) MSi, mengemukakan bahwa baik itu pemudik maupun masyarakat yang tak mudik, bisa berisiko terhadap infeksi COVID-19. Penyebab utamanya lantaran mobilisasi yang cenderung sudah begitu aktif sehingga memicu kerumunan.

"Kalau berkerumun di kereta, bis, pesawat, atau selama ke tempat wisata saat lebaran walau tidak mudik, hati-hati kemungkinan dari 6 orang, ada sebagian yang sudah tertular dan tidak menyadari dia yang menulari," paparnya dalam acara virtual Forum Merdeka Barat 9, Kamis, 20 mei 2021.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Selain berkerumun, faktor utama masyarakat yang kerap santai bersosialisasi adalah karena merasa sudah tes COVID-19 dan menerima hasil negatif. Padahal, Prof. Soedjatmiko menjelaskan, kepekaan tes COVID-19 tersebut hanya mencapai 95 persen.

"Artinya, dari 100 orang yang dinyatakan negatif sebenarnya bisa 5-20 orang sebenarnya positif dan tak terdeteksi namun bisa menularkan," tegasnya.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Terakhir, ia kembali mengingatkan bahaya tertular COVID-19 lantaran protokol kesehatan yang minim saat berkerumun. "Pakai masker dengan benar, jangan longgar dan bahan jangan tipis," tegasnya.

Untuk itu, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) dr Lia G Partakusuma, SpPK(K), MM, MARS, menyarankan agar masyarakat yang rentan lantaran tiga faktor tersebut, bisa mengenali gejala awal COVID-19.

"Apabila gejala ini sudah dirasakan, yang paling mudah itu gejalanya demam, batuk-batuk, pilek, sesak napas, diare, atau tidak merasakan rasa atau bau, itu segera saja datang ke rumah sakit," ujarnya.

Apabila ada gejala tersebut, segera ke rumah sakit untuk dideteksi dan keputusan untuk lanjut dirawat di rumah sakit atau cukup isolasi mandiri di rumah. Ia berharap, masyarakat bisa berperan aktif agar tak menyebarluaskan virus tersebut.

"Jadi masyarakat jangan takut, kalau positif jangan langsung menyembunyikan diri di rumah. Datanglah dulu, kadang kala ada yang merasa tidak apa-apa, tapi waktu difoto dadanya, atau di rontgen, ternyata ada gejala-gejala pneumonia," pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya