Kasus COVID-19 Melonjak Pasca Lebaran, Ini Biang Keroknya

Ilustrasi jaga jarak/virus corona/COVID-19.
Sumber :
  • Freepik

VIVA – Ada sedikit kenaikan kasus aktif COVID-19 per 23 Mei 2021 dibandingkan minggu lalu, yakni sebesar 5,2 persen. Sementara angka kesembuhan mencapai 92 persen dan tingkat kematian 2,8 persen.

Kasus harian mengalami peningkatan, yaitu kisaran 5 ribu per hari yang sebelumnya sempat turun di 3.800 sampai 4 ribu per hari.

Wakil Menteri Kesehatan RI dr. Dante Saksono Harbuwono mengatakan, ada beberapa variabel yang menyebabkan kasus COVID-19 meningkat, terutama sesudah Lebaran.

“Sesudah Lebaran ini maka kita bisa lihat adanya external factor dan endogen factor,” katanya, dikutip dari keterangan pers Kementerian Kesehatan RI, Rabu, 26 Mei 2021.

Dante menjelaskan, eksogen (external) factor berkaitan dengan mobilitas penduduk yang ada. Mobilitas penduduk ini diperkirakan akan mencapai peningkatannya pada minggu ini.

“Kita bisa melihat bahwa pada 4 hari terakhir, peningkatan kasus baru mencapai di atas 5 ribu. Ini menunjukkan bahwa mobilitas yang terjadi pasca Lebaran dan Ramadhan itu sudah mulai terlihat tinggi. Ini kalkulasi prediksi yang kita lakukan mungkin peningkatan akan sampai pertengahan minggu yang akan datang,” ucap Dante.

Terkait faktor endogen, lanjut Dante, pihaknya sudah melakukan identifikasi beberapa mutasi virus baru yang dikenal sebagai variant of concern. Varian ini merupakan mutasi yang berasal dari India, Afrika dan Inggris.

Secara keseluruhan telah didapat 54 kasus yang menyebar. 35 kasus di antaranya adalah kasus yang berasal dari imigran dari luar Indonesia. Sementara 19 kasus lainnya sudah ada di Indonesia.

DMI Gelar Muktamar ke-VIII, Ini Tiga Agenda Penting yang Dibahas

“Jadi sudah ada kontak internal, sudah ada penyebaran secara internal dari variant of concern tersebut. Kombinasi antara faktor eksternal berupa mobilitas dan faktor endogen berupa mutasi dari virus, menyebabkan kasus ini akan meningkat beberapa saat ke depan. Kita masih tetap harus menjaga protokol kesehatan,” tutur Dante.

Yang perlu diperhatikan adalah dalam siklus 4 sampai 5 minggu ke depan. Sebagai contoh pada saat liburan Natal dan Tahun Baru, kasus tertinggi naik pada 5 Februari 2021.

Jaksa KPK Ungkap Andhi Pramono Dapat Kiriman Uang 'Lekas Sembuh' Rp80 Juta saat Sakit Covid-19

Pemerintah mesti memonitor 4 sampai 5 minggu ke depan, walaupun dalam satu minggu ini terlihat beberapa kasus ada kenaikan, namun masih jauh lebih kecil dibandingkan liburan Natal dan Tahun Baru.

Berkenaan dengan hal tersebut, perlu menjaga supaya pencegahan penularan dan stabilitas ekonomi tetap berjalan dengan baik. Maka pemerintah melakukan beberapa keseimbangan antara protokol kesehatan dan menentukan kebijakan-kebijakan ekonomi.

Target Anak Usaha Telkom Tidak Main-main
Presiden Joko Widodo (Jokowi)

Rehabilitasi Pasca Bencana, Jokowi: Gedung RSUD Anutapura Palu Pertama Pakai Sistem Shockbreaker

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan rehabilitasi dan rekonstruksi bangunan pascabencana gempa bumi dan tsunami yang melanda Kota Palu tahun 2018 di Gedung Anutapura

img_title
VIVA.co.id
27 Maret 2024