#TanyaDokter: Lebih Sehat Minyak Kelapa atau Sawit?

Ilustrasi minyak goreng/menggoreng/memasak.
Sumber :
  • Freepik/jcomp

VIVA – Menjalani pola hidup yang sehat harus dilakukan demi memiliki tubuh yang bugar. Namun butuh usaha untuk mewujudkan keinginan menjalani pola hidup yang sehat. 

Dear Penderita Maag, 5 Tips Ini Bermanfaat Untukmu

Ada banyak hal yang mungkin tidak diketahui banyak orang, soal bagaimana, menerapkan pola hidup sehat itu sendiri. Sejumlah pantangan mungkin harus dijalankan demi kesehatan.

Lewat rubrik #TanyaDokter, ada sejumlah pertanyaan dari pembaca VIVA terkait pola diet dan pilihan menu tepat untuk menunjang proses menjalani pola hidup sehat.

Menu Sahur Ini Bisa Bantu Turunkan Berat Badan

Bersama narasumber Dokter Spesialis Gizi Klinik, RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, dr. Diana Felicia Suganda, M.Kes, Sp.GK, berikut simak pertanyaan pembaca VIVA yang langsung dijawab oleh dr Diana.

Photo :
  • Dokumentasi RSPI
Mau Diet Defisit Kalori saat Lagi Puasa? Begini Caranya

Lebih sehat minyak kelapa atau minyak sawit? Bagaimana menentukan penggunaan jenis minyak yang disesuaikan dengan kebutuhan sehari-hari (deep fried, tumis, salad, dan lain-lain)?

Minyak sawit lebih baik daripada minyak kelapa, tentu saja jika pemakaiannya benar. Minyak kelapa mengandung lemak jenuh yang lebih tinggi, apalagi jika dimasak dengan suhu tinggi (dipakai untuk menggoreng misalnya). 

Gunakan minyak sawit jika ingin menggoreng (deep fried), frekuensi mengonsumsi makanan "gorengan" pun tetap harus dibatasi, misalnya 2 kali dalam seminggu. Gunakan minyak zaitun (olive oil) untuk menumis dan dressing salad.

Adakah tips untuk mengembalikan pola makan yang baik setelah sebulan berpuasa dan makan banyak saat merayakan Lebaran?

Ada. Pastikan kita kembali ke pola makan sehat, tinggi protein, dan rendah lemak jenuh. Konsep "back on track" dapat diterapkan, sebagai berikut: 

1.Pastikan konsep gizi seimbang sesuai dengan Isi Piringku, yaitu jika kita bagi piring kita menjadi 3 bagian, penuhi 1/3 bagian dengan sumber karbohidrat, 1/3 bagian dengan sayur-sayuran, dan 1/3 bagian terdiri dari lauk hewani, nabati, dan buah-buahan

2.Pastikan jadwal makan yang baik, yaitu 3 kali makan utama dan 2 kali selingan sehat

3.Menu makanan dimasak dengan cara tidak digoreng dan tidak menggunakan santan, misalnya ditumis dengan menggunakan bumbu-bumbu, kecap, dibuat sop bening, pepes, dan dengan dipanggang

4.Perbanyak asupan sayur dan buah minimal masing-masing antara 3-4 porsi per hari

5.Pastikan mengonsumsi air putih minimal 2 liter per hari

6.Istirahat cukup

7.Olahraga teratur 3-5 kali/ minggu dengan durasi minimal 30 menit

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya