- dw
VIVA – Baru-baru ini sebuah studi yang diterbitkan New England Journal of Medicine pada 27 Mei, menyebut vaksin Pfizer yang diberikan kepada anak usia 12 hingga 15 tahun memiliki efektivitas yang tinggi.
Dalam studi itu diketahui vaksin Pfizer yang diberikan dengan jarak 21 hari kepada kalangan usia itu aman dan imunogenik dan menghasilkan kemanjuran vaksin yang diamati 100 persen terhadap COVID- 19 dari 7 hari setelah dosis 2.
Dilansir dari laman Times of India, penelitian dilakukan di AS, yang telah memulai vaksinasi untuk remaja di atas usia 12 tahun pada pertengahan Mei setelah Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit menyetujui vaksin Pfizer untuk kelompok usia ini.
Penelitian ini diketahui melibatkan 2.260 remaja berusia antara 12 hingga 15 tahun. Di mana 1.131 di antaranya diberi vaksin (BNT162b2) dan 1.129 diberi plasebo.
Dari penelitian itu diketahui, di antara 2.260 peserta, 51 persen adalah laki-laki, 86 persen berkulit putih dan 12 persen adalah Hispanik atau Latin. Secara keseluruhan, 1.308 peserta memiliki setidaknya dua bulan masa tindak lanjut setelah dosis vaksinasi kedua mereka.
Reaktogenisitas vaksin (sejauh mana vaksin dapat menghasilkan respons imun yang berlebihan dan reaksi yang merugikan) dan imunogenisitas (kemampuan untuk memperoleh respons imun terhadap patogen) dibandingkan dengan kohort lain, pada orang berusia antara 16 hingga 25 tahun.
Pada kedua kelompok umur, sakit kepala dan kelelahan adalah kejadian sistemik yang paling sering dilaporkan. Setelah injeksi BNT162b2, sakit kepala parah dan kelelahan dilaporkan dalam persentase yang lebih rendah dari peserta berusia 12-15 tahun daripada peserta berusia 16-25 tahun.
Respons imun terhadap BNT162b2 pada remaja usia 12-15 tahun tidak lebih rendah dibandingkan remaja usia 16-25 tahun. Kemanjuran vaksin yang diamati adalah 100 persen, kata penelitian tersebut.
