Dampak Fatal COVID-19 pada Otak, Kenali 5 Gejalanya

Vaksin COVID-19
Sumber :
  • Twitter/WayneMantykaCTV

VIVA – COVID-19 sangat berkaitan dengan gangguan pada paru-paru dan sistem pernapasan, menyebabkan kerusakan parah dan komplikasi kesehatan yang fatal pada organ. Tapi, banyak yang tak menyadari bahwa dampak COVID-19 juga cukup berat pada otak.

Ya, menurut ahli saraf terkemuka, sekitar 20-30 persen pasien COVID-19 di unit perawatan intensif memiliki beberapa bentuk keterlibatan otak. Para ahli mengungkapkan bahwa, selain dari empat kategori luas keterlibatan otak pada COVID-19, infeksi sekunder yang datang bersama COVID-19 juga menyebabkan keterlibatan otak secara langsung.

“Terlepas dari empat kelompok luas keterlibatan otak, kami juga mendapatkan neuropati seperti Sindrom Guillain-Barre ketika seseorang menjadi lumpuh. Ini juga semakin terlihat pada pasien dengan COVID-19," ujar  konsultan ahli saraf senior Continental Hospitals M. K. Singh, dikutip dari laman The Health Site.

Bagaimana COVID-19 memengaruhi otak?

Manifestasi otak pada COVID-19 secara luas dapat dikategorikan menjadi empat kelompok. Ada kategori vaskular di mana terjadi pembekuan pada sistem arteri atau sistem vena sehingga menyebabkan infark di otak atau perdarahan vena di otak.

Kategori kedua adalah infeksi virus corona langsung ke otak yang biasanya bermanifestasi sebagai “brain fog” atau ensefalopati dimana pasien menjadi terlalu mengantuk dan tidak dapat dibangunkan. Menurut para ahli, ini berlanjut bahkan setelah pulih dan bertahan beberapa minggu hingga beberapa bulan. Aspek ketiga keterlibatan otak dalam COVID-19 adalah karena respons hiper-inflamasi.

"Dalam kasus ini, kami mendapatkan banyak ensefalomielitis demielinasi akut. Itu bagian putih otak dan abu-abu membengkak dan menyebabkan kerusakan yang sangat parah pada otak. Ini dapat mempengaruhi satu bagian otak atau dapat memengaruhi seluruh otak,” kata M. K. Singh.

Manifestasi neurologis terjadi pada 50% pasien rawat inap

Infeksi sekunder yang menyertai COVID-19 juga menyebabkan keterlibatan otak secara langsung. Lendir menyebar dari hidung ke otak atau dari telinga ke otak dan terkadang melalui pembuluh darah, untuk mencapai otak dan menyebabkan banyak kerusakan otak.

Infeksi sekunder otak lainnya juga semakin meningkat mengingat COVID-19 yang menyebabkan penekanan kekebalan serta penekanan kekebalan yang diinduksi obat. Menurut para ahli, manifestasi neurologis terjadi pada sekitar setengah dari pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit.

5 Gejala utama yang harus Diwaspadai

Keuskupan Agung Jakarta Sebut Paus Fransiskus Akan Kunjungi Indonesia September 2024

Ketika virus corona masuk ke dalam tubuh, tidak hanya menyerang paru-paru, tetapi juga organ-organ seperti otak. Beberapa gejala neurologis umum yang mungkin Anda alami setelah otak Anda terinfeksi virus corona adalah:

Mialgia
Sakit kepala yang tidak dapat dijelaskan
Ensefalopati
Pusing ekstrim
Dysgeusia (perubahan rasa), atau anosmia (kehilangan penciuman)

Selain gejala yang disebutkan di atas, stroke, gangguan gerakan, defisit motorik dan sensorik, ataksia, dan kejang juga dapat terjadi.

Menkes: Implementasi Nyamuk Ber-Wolbachia untuk Tanggulangi Dengue Mulai Bergulir
Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Rahmat Bagja

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Ketua Bawaslu RI mengatakan bahwa Pilkada Serentak 2024 berbeda dan jauh lebih kompleks dibandingkan dengan penyelenggaraan pilkada serentak sebelumnya.

img_title
VIVA.co.id
22 April 2024