Satgas Bantah Lonjakan Kasus COVID-19 Akibat Varian Delta dari India

Ilustrasi jaga jarak/virus corona/COVID-19.
Sumber :
  • Freepik

VIVA – Satgas Penanganan COVID-19 mengatakan bahwa beredarnya varian COVID-19 baru yang ada di Indonesia tidak berdampak langsung pada kenaikan kasus yang terjadi saat ini.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Menurut mereka, kenaikan kasus yang terjadi saat ini merupakan dampak dari aktivitas masyarakat selama libur panjang Idul Fitri 2021. Dan kenaikan ini pun juga pernah terjadi pada periode yang sama di tahun 2020.

"Adanya varian baru yang ditemukan di berbagai daerah, sampai sekarang belum terbukti atau penelitiannya tentang itu belum bisa membuktikan bahwa adanya hubungan langsung peningkatan kasus karena varian baru," ujar Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito dalam kanal YouTube Sekretariat Presiden, dikutip Senin, 14 Juni 2021.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Ia mengatajab bahwa memang benar ditemukan varian baru di berbagai tempat di Indonesia dan saat ini terjadi kenaikan kasus. Namun, bukan berarti ada hubungan langsung antara keduanya.

Satgas COVID-19 sendiri, kata Wiku, juga menunggu jika ada penelitian mendalam yang menyatakan adanya hubungan antara kedua hal ini.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

"Tentunya kami akan menyampaikan informasi lebih lanjut, apabila ada hasil penelitian yang lebih dalam oleh perguruan tinggi atau Kementerian Kesehatan yang bisa membuktikan adanya potensi hubungan ditemukan varian baru dan jumlah kasus di Indonesia. Tentunya akan kami sampaikan kepada publik," tegasnya.

Terkini, perkembangan pasien sembuh per 13 Juni 2021, jumlahnya bertambah sebanyak 4.655 orang. Angka kesembuhan hari ini menambahkan jumlah kumulatif kesembuhan hingga melebihi 1,7 juta orang sembuh, atau angka tepatnya bertambah menjadi 1.745.091 orang dengan persentasenya meningkat menjadi 91,5 persen.

Untuk jumlah kasus aktif atau pasien yang masih membutuhkan perawatan medis, bertambah sebanyak 5.064 kasus dan jumlah totalnya sebanyak 113.388 kasus dengan persentasenya di angka 5,7 persen.

Pada pasien terkonfirmasi positif melalui metode pemeriksaan RT-PCR/TCM dan rapid antigen, hari ini bertambah sebanyak 9.868 kasus.

Dengan jumlah kumulatifnya, atau pasien terkonfirmasi positif yang tercatat sejak kasus pertama hingga hari ini, mencapai 1.911.358 kasus. Pada pasien meninggal juga bertambah sebanyak 149 kasus dan kumulatifnya mencapai 52.879 kasus atau persentasenya di angka 2,8 persendari pasien terkonfirmasi positif.

Pada penambahan kasus terkonfirmasi positif harian terdapat 5 provinsi dengan angka tertinggi. Yakni DKI Jakarta menambahkan 2.769 kasus dan kumulatifnya 448.071 kasus, Jawa Tengah menambahkan 2.579 kasus dan kumulatifnya 215.684 kasus, Jawa Barat menambahkan 1.242 kasus dan kumulatifnya 328.940 kasus, DI Yogyakarta menambahkan 466 kasus dan kumulatifnya 48.751 kasus serta Jawa Timur menambahkan 418 kasus dan kumulatifnya 159.059 kasus.

Selain itu, terdapat 5 provinsi dengan angka kematian tertinggi harian diantaranya Jawa Timur menambahkan 29 kasus dan kumulatifnya 11.696 kasus, DKI Jakarta menambahkan 19 kasus dan kumulatifnya 7.431 kasus, Riau menambahkan 13 kasus dan kumulatifnya 1.765 kasus, Sumatera Utara menambahkan 13 kasus dan kumulatifnya 1.102 kasus serta Sumatera Selatan menambahkan 10 kasus dan kumulatifnya 1.333 kasus.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya