Pasien COVID-19 Melonjak, Wisma Atlet Bisa Kolaps

Petugas memeriksa berkas pasien COVID-19 saat tiba RS Darurat Wisma Atlet
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Galih Pradipta

VIVA – Rumah Sakit Wisma Atlet untuk COVID-19 mencatat penambahan kasus yang drastis. Tak main-main, angka tempat tidur yang terisi pun mencapai 78 persen, yang melampaui standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Komandan Lapangan RS Wisma Atlet Letkol Laut M Arifin membenarkan adanya antrean di RS Wisma Atlet tersebut. Pada Rabu, 16 Juni 2021 malam, tercatat ada kedatangan 590 pasien baru. Sementara pagi tadi, Kamis 17 Juni 2021, RS Wisma Atlet kembali menerima 170 pasien sehingga total menjadi 5.700 pasien yang dirawat.

"Semalam terjadi penumpukan pasien COVID-19," kata Letkol Arifin, dalam tayangan Hidup Sehat tvOne, Kamis 17 Juni 2021.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Ia menyebut bahwa tambahan yang nyaris mencapai 600 pasien itu dikhawatirkan memicu rumah sakit kolaps. Kondisi ini, kata Letkol Arifin, sudah diantisipasi dengan tambahan tempat tidur.

"Kalau 600 pasien baru terus setiap hari selama seminggu, naik terus nanti kolaps. Kita antisipasi dulu keterisian dengan 7.394 bed dari yang awalnya hanya 5.994. Kalau seperti ini terus, RS akan penuh karena sudah hampir 78 persen bed terisi," jelasnya.

Kolesterol Hingga Diabetes Bermunculan Usai Lebaran? Dokter Ungkap Penyebab dan Cara Atasinya

Selain mengantisipasi dengan tambahan keterisian tempat tidur, Letkol Arifin menyebut, timnya sudah mempersiapkan satu tower lagi di daerah Pademangan, Jakarta. Hal ini untuk mencegah pasien menumpuk di satu tempat.

"Tower 8 sudah disiapkan tadi malam. Ini untuk nanti dipilah kembali, kalau gejala ringan dan tanpa komorbid serta asimtomatis, akan di tower 8. Di sini (tower awal), fokus ke pasien dengan gejala," terangnya.

Lebih dalam, Letkol Arifin menegaskan bahwa RS yang semakin penuh dengan pasien baru seharusnya menjadi pengingat masyarakat agar mampu mengendalikan diri melalui penerapan protokol kesehatan yang ketat. Apalagi, lonjakan kasus ini jauh lebih tinggi dan masif dibanding Januari lalu, pasca liburan Natal dan Tahun Baru.

"Fasilitas kesehatan tidak muat, nanti jangan sampai tidak kebagian tempat, terus nanti marah-marah," cetusnya. "Pemerintah sudah bilang ini fase genting, faktanya memang demikian."

Ia juga mengimbau agar masyarakat mau membatasi mobilitas. Serta, selalu menerapkan protokol kesehatan agar rumah sakit tak penuh.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya