Perhimpunan Dokter Desak Pemerintah Terapkan PPKM Se-Jawa

Ilustrasi virus corona/COVID-19.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Kasus COVID-19 di Indonesia menunjukkan peningkatan yang begitu tajam. Meski angka kesembuhan turut meningkat, namun merujuk pada data Satuan Tugas Penanganan COVID-19, kasus positif harian bertambah 12.990 orang pada Jumat, 18 Juni 2021.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Selain itu, berdasarkan data dari Dinkes DKI Jakarta, bed occupation rate (BOR), untuk ruang isolasi dan ICU juga sudah hampir penuh. Data sampai 17 Juni 2021, tercatat sekitar 8.000 tempat tidur isolasi yang tersedia, sudah terisi 84 persen dan ruang ICU sudah terisi 74 persen.

Ketua Umum Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Prof. Dr. dr. Syafri Kamsul Arif, SpAn, KIC, KAKV - FACC, FESC, FSCAI, bahkan mengatakan keterisian ruang ICU sudah sampai ke jumlah yang agak memprihatinkan.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

"Dan itu sangat terlihat dari pasien-pasien sudah banyak yang tidak bisa ditampung di ICU. Kami sangat prihatin akan hal itu," ujarnya saat konferensi pers yang digelar virtual, Jumat, 18 Juni 2021.

Oleh karena itu, Prof. Syafri mewakili PERDATIN dan perhimpunan dokter lainnya, merekomendasikan agar pemerintah pusat segera mengambil tindakan dengan memberlakukan Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), secara serentak dan menyeluruh.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

"Kalau bisa disebut early over treatment. Itu adalah salah satu rekomendasi kami 5OP (5 Organisasi Profesi). Di mana kami mengharapkan agar pemerintahan pusat memberlakukan PPKM secara menyeluruh dan serentak, terutama di pulau Jawa," kata dia.

Lebih lanjut, Syafri mengatakan, data-data sudah terlihat sangat signifikan, baik itu di DKI Jakarta atau pun Jawa Tengah.

"Dan pergerakan-pergerakan itu tidak menutup kemungkinan bisa juga akan masuk ke kota-kota lain, karena antara kota saat ini seperti pelonggaran-pelonggaran masih banyak terjadi yang kita lihat," pungkas dia.

Syafri berharap, dengan diberlakukan PPKM secara serentak dan menyeluruh, pasien COVID-19 bisa tertangani, begitu pun dengan konfirmasi kasus positif.

"Jadi, kami sangat harapkan dengan melakukan PPKM ini pasien itu bisa tertangani. Paling tidak, konfirmasi kasus itu bisa kita atasi dan juga kami di ICU tidak banyak menerima pasien-pasien yang berat," ungkap Prof. Syafri.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya