Pemerintah Didesak Transparan Soal Kasus COVID-19

Ilustrasi virus corona COVID-19
Sumber :
  • pixabay

VIVA – Perhimpunan 5 profesi dokter, yang terdiri dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), dan Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), turut mengkhawatirkan kondisi COVID-19 yang terjadi di Indonesia.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Pasalnya, dalam beberapa hari ini, terjadi peningkatan kasus yang begitu tajam. Kenaikan kasus harian secara signifikan terjadi pada Jumat 18 Juni 2021. Merujuk data Satuan Tugas Penanganan COVID-19, kasus positif harian bertambah 12.990 orang.

Dokter Spesialis Paru, Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K), bahkan menyimpulkan, kondisi Indonesia secara umum, kini tidak dalam keadaan baik-baik saja.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

"Kita dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Dan saya kira semua Pemda, Gubernur atau Walikota itu harus transparan. Baik mengenai data peningkatan kasus, atau peningkatan kematian dan juga data-data sequencing yang baru," tegasnya saat konferensi pers yang digelar virtual, Jumat, 18 Juni 2021.

Erlina menambahkan, seharusnya testing COVID-19 dilakukan secara masif, mengingat kasus baru tembus hingga mencapai angka 12 ribu dalam satu hari.

PM Singapura Lee Hsien Loong Mundur dari Jabatan, Ini Sosok Penggantinya

"Jangan sampai karena terjebak dengan istilah yang rancu zona merah, tidak melakukan testing yang cukup supaya datanya sedikit. Jadi seolah-olah daerahnya tidak ada kasus atau kasusnya sedikit. Dan testing itu dilakukan secara masif, apalagi dalam kondisi Indonesia yang sekarang ini 12 ribu kasus baru," tegas dia.

Bahkan Erlina berasumsi, mungkin saja angka kasus COVID-19 yang sebenarnya jauh lebih besar dari yang terdata, karena banyak yang tidak diperiksa atau tidak melakukan tes COVID-19.

"Apalagi, gubernur DKI pernah mengatakan bahwa jumlah pemakaman di DKI meningkat, jauh lebih tinggi dari angka kematian di rumah sakit. Nah, ini jangan-jangan kasus kematian ini adalah kasus-kasus COVID-19 yang tidak terdiagnosis," pungkas dia.

Untuk itu, Erlina merekomendasikan agar Tracing dan Testing COVID-19 ditingkatkan secara masif.

"Karena apa? Kita akan menemukan kasus lebih dini, sehingga tindak lanjut atau tata laksananya juga akan lebih baik," kata Erlina Burhan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya