Ivermectin Diedarkan, Kemenkes: Obat COVID-19 Belum Ada

Ilustrasi obat COVID-19.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Juru Bicara COVID-19 untuk Kementerian Kesehatan RI, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid., menyampaikan bahwa hingga saat ini, belum ada obat khusus untuk mengatasi COVID-19. Meski kini BPOM telah memberi izin edar untuk obat Ivermectin, namun tujuannya hanya sebagai terapi COVID-19.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Menurutnya, peneliti masih terus berupaya mencoba menganalisis tiap pengobatan yang terbukti mujarab obati COVID-19.

Untuk obat Ivermectin sendiri, yang awalnya bertujuan sebagai obat cacing, terbukti hanya sebagai terapi pada gejala pasien COVID-19.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

"Obat COVID-19 belum ditemukan sampai saat ini," tegasnya, dalam dialog virtual, Selasa, 22 Juni 2021.

Nadia mengatakan bahwa proses pengedaran obat, apabila nantinya sudah ditemukan pun, cukup rumit dan butuh waktu. Untuk itu, upaya-upaya lain perlu dijalani masyarakat selagi menunggu kepastian obat.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

"Berbagai jenis penelitian sedang uji cobakan sampai dinyatakan yang mana obatnya. Upaya-upaya pencegahan perlu dilakukan, sambil menunggu obat seperti vaksinasi hingga protokol kesehatan," terangnya.

Menurut Nadia, langkah pencegahan penularan sangat membantu meminimalisir kasus positif COVID-19 lantaran banyaknya mutasi yang bermunculan.

Lebih lanjut, Nadia menjelaskan bahwa mutasi dilakukan oleh virus usai beradaptasi pada tubuh manusia. Nadia menyebut, mutasi virus sendiri bisa bersifat melemahkan virusnya.

Hanya saja, mutasi yang kian bermunculan saat ini sifatnya cenderung melemahkan manusia. Sebagian memiliki sifat mutasi yang mudah menularkan, sebagian lagi bersifat sulit dideteksi hingga memicu keparahan gejala.

"Untuk itu, upaya deteksi mutasi melalui Whole Genome Skuens (WGS) sudah dilakukan sejak awal pandemi, bekerja sama dengan WHO. Upaya lain, tentu dengan program vaksin agar virus tak mudah menular sehingga tak terjadi mutasi," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya