Kasus COVID-19 Terus Meroket Karena Varian Delta? Ini Kata Ahli

Vaksin Covid-19
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Kasus COVID-19 di Indonesia belum menunjukkan penurunan. Mengutip data Satuan Tugas Penanganan COVID-19, penambahan jumlah kasus harian mencapai 20.574 orang pada Kamis 24 Juni 2021. Sehingga total kasus Nasional menjadi 2,05 juta. 

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Banyak pihak menganggap, lonjakan kasus ini terjadi akibat varian baru Delta yang kini sudah masuk ke Indonesia. Lalu, benarkah peningkatan kasus ini akibat varian baru COVID-19 yang berasal dari India tersebut? 

Ketua Pelaksana Harian Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr. Mahesa Paranadipa Maikel, MH, mengatakan, hal itu masih belum bisa dipastikan. Belum tentu, apakah benar varian Delta ini yang menjadi biang kerok dari kenaikan kasus. 

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

"Kayak misalnya di DKI kemaren tembus angka 12 ribu per hari. Itu kita gak bisa pastikan berapa persen yang Delta, Alpha, maupun Beta," ujarnya saat live di Instagram @vivacoid, Jumat 25 Juni 2021. 

Terlebih menurut dokter Mahesa, sebaran varian dari virus Sars-CoV-2 ini sudah bertambah banyak. Yaitu, 3+6. Apa maksudnya? 

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

"Maksudnya ada tiga yang saat ini menjadi concern karena penularannya cukup banyak, yaitu varian Alpha, Beta dan Delta. Sedangkan ada 6 varian lain yang juga ada di seluruh dunia, tapi mungkin jumlahnya tidak begitu banyak daripada varian yang tadi. Bahkan yang terakhir ada ditemukan varian Lambda," ungkap dia. 

Namun, mengutip apa yang dipaparkan oleh Prof. Tjandra Yoga Aditama, Mahesa menyebut, kini varian Delta saja sudah terdeteksi di 6 provinsi di Indonesia. 

"Artinya ini sudah ke mana-mana. Dan kalau melihat mobilitas orang yang saat ini belum bisa kita jaga, kita khawatirkan penularannya bisa ke semua provinsi," kata dia. 

Karena varian Delta tingkat penularannya 1,8 kali lebih cepat dari varian sebelumnya, dikhawatirkan jika mobilitas masyarakat tidak dibatasi, varian ini akan menyebar ke mana-mana. 

"Sama seperti di India terjadi lonjakan kasus itu luar biasa. Grafiknya dari gelombang pertama ke gelombang kedua, itu dua kali lipat. Tapi keseriusan pemerintah sana, kita lihat dia serius untuk men-tracing, testing, kemudian cepat melakukan vaksinasi, sehingga angkanya cepat turun," ujarnya. 

Mahesa pun mengungkap kekhawatiran yang sama, dikarenakan varian Delta ini sudah masuk ke Indonesia. 

"Kalau kita mobilitasnya gak dijaga, vaksinasi juga gak banyak orangnya, dia akan nyebar ke orang-orang yang rentan yang belum divaksinasi. Atau yang sudah divaksinasi tapi dengan kondisi tubuh yang lagi kecapekan," tutur dr. Mahesa.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya