BPOM: Efikasi Vaksin COVID-19 Moderna 94,1 Persen

Ilustrasi vaksin.
Sumber :
  • Freepik/jcomp

VIVA – Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) RI kembali menerbitkan Emergency Use Authorization (EUA) untuk Moderna COVID-19 Vaccine. Vaksin COVID-19 Moderna merupakan vaksin yang dikembangkan dengan platform mRNA.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Vaksin Moderna ini diperoleh melalui COVAX facility yang merupakan jalur multilateral dan diproduksi oleh Moderna TX., Inc USA. Vaksin ini digunakan dengan indikasi pencegahan COVID-19 yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 untuk orang berusia 18 tahun ke atas.

Diberikan secara injeksi intramuscular, dosis 0,5 mL dengan 2 kali penyuntikan dalam rentang waktu 1 (satu) bulan.  Sementara untuk data efikasi, berdasarkan data uji klinik fase 3 pada tanggal 21 November 2020, hasilnya cukup baik.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

"Efikasi Moderna COVID-19 Vaccine untuk mencegah COVID-19 yang parah adalah sebesar 94,1 persen pada kelompok usia 18 hingga di bawah 65 tahun dan 86,4% pada kelompok usia 65 tahun ke atas," ujar Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito saat memberikan keterangan pers, Jumat, 2 Juli 2021.

Hasil ini diperoleh melalui pengamatan mulai hari ke-14 setelah penyuntikan kedua. Badan POM telah melakukan pengkajian bersama dengan Tim Ahli Komite Nasional Penilai Vaksin COVID-19 dan Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) terkait dengan keamanan dan efikasi dari vaksin ini.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Hasilnya menunjukkan bahwa secara umum keamanan vaksin ini dapat ditoleransi, baik reaksi lokal maupun sistemik dengan tingkat keparahan grade 1 dan 2.

"Kejadian reaksi yang paling sering timbul dari penggunaan vaksin ini, antara lain nyeri pada tempat suntikan, kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, dan menggigil," tutur Penny.

Salah satu poin kritikal yang perlu diperhatikan dalam pengadaan vaksin ini adalah dalam hal penyimpanan dan distribusinya. Penny menyebut bahwa moderna COVID-19 Vaccine merupakan vaksin mRNA yang memerlukan teknologi penyimpanan berbeda dari jenis vaksin dari platform inactivated virus yang sebelumnya telah memperoleh EUA.

"Vaksin ini perlu sarana penyimpanan pada suhu -200 C. Karena kebutuhan teknologi khusus tersebut, vaksin ini akan diserahkan ke Indonesia bersamaan dengan teknologi penyimpanan dan distribusinya,” jelas Kepala Badan POM lagi.

Hingga bulan Juni lalu, Badan POM telah menerbitkan EUA) untuk 4 (empat) jenis vaksin untuk digunakan dalam penanganan COVID-19 di Indonesia.

Keempat vaksin tersebut, yaitu CoronaVac dari Sinovac Life Science China, Vaksin COVID-19 yang diproduksi Bio Farma menggunakan bulk yang diperoleh dari Sinovac Life Science China, Vaksin AstraZeneca yang diperoleh dari Covax Facility, dan Vaksin Sinopharm dari Beijing Bioinstitute Biological Product .

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya