Apa itu Doping? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Doping
Sumber :
  • Pixabay.com

VIVA – Pertandingan Olimpiade Tokyo 2020 kini tengah berlangsung di Tokyo, Jepang. Para atlet sedang berjuang untuk memperoleh medali untuk membanggakan negaranya.

Kejuaraan Golf Internasional, Pj Gubernur Sumut Optimis Jadi Ajang Pembinaan Atlet

Salah satu peraturan yang berlaku untuk para atlet yaitu dilarang untuk menggunakan Doping. Diduga atlet lifter China, Hou Zhihui yang memperoleh medali emas menggunakan Doping.

Apa itu Doping? Berikut pengertian dan jenis-jenisnya.

PB IKASI Kirim Arval Raziel dan Ricky Dhisulimah Ikut Kualifikasi Olimpiade

Rumor yang beredar terkait penggunaan Doping oleh salah satu atlet China yang berhasil memenangkan laga angkat besi kelas 49 kg putri Olimpiade 2020 pada (24/07/2021) lalu.

Hou Zhihui juga berhasil memecahkan rekor total Angkatan 210 kg dengan rincian 94 kg snatch dan 116 kg clean and jerk.

Garmin Run 2024 Fasilitasi Peserta Disabilitas

Lifter putri China tersebut mengalahkan wakil dari India, Mirabai Chanu dengan memperoleh medali perak, sedangkan wakil Indonesia Windy Cantika Aisah memperoleh perunggu.

Kabar atlet China yang diduga menggunakan Doping tersebut, medali emas berpotensi jatuh ketangan Mirabai Chanu atlet dari India, dan atlet Indonesia Windy Cantika Aisah berpotensi mendapatkan medali perak.

Melansir dari ejournal.undiksha.ac.id, Doping sangat berbahaya bagi Kesehatan. Penggunaan doping saat ini sangat marak digunakan dikalangan atlet professional untuk meraih prestasi tanpa harus berlatih dengan keras.

Apa itu Doping?

Doping merupakan zat terlarang untuk meningkatkan performa. Istilah Doping lainnya yaitu Perfomance Enhancing Drugs (PED) yaitu jenis obat-obatan yang digunakan oleh para atlet untuk meningkatkan kinerja atletik mereka dalam olahraga kompetitif.

Dengan memakai zat atau Doping ini, maka para atlet dilarang menggunakan dalam setiap kompetisi, termasuk kompetisi Olimpiade Tokyo 2020 ini. Doping dapat berupa obat, dan juga doping darah melalui transfuse darah maupun hormone eritropoietin atau steroid anabolic tetrahidrogestrinon.

Jenis-jenis doping

Berikut jenis-jenis doping yang sering digunakan oleh para atlet untuk berkompetisi yang dikutip dari berbagai sumber:

  1. Erythropoletin (EPO)

Hormon ini diproduksi secara alami oleh ginjal manusia dan berguna untuk merangsang produksi sel darah merah di sumsum tulang. Dengan menyuntikkan EPO ini, atlet akan memicu kemampuan energi otot.

  1. Steroid anabolik

Doping ini mirip dengan hormone testosterone yang diproduksi di testis pria. Hormon ini akan merangsang pertumbuhan otot dan mengurangi kadar lemak dalam tubuh. Hormon ini akan mempengaruhi perilaku seseorang lebih agresif.

  1. Human Growth Hormone (HGH)

Doping jenis ini mampu merangsang produksi sel tulang rawan dan menumbuhkan otot. HGH adalah somatotrophin yang diproduksi secara alami dalam tubuh untuk merangsang kinerja hati dan mensekresikan insulin.

  1. Cera 

Doping jenis ini hampir sama dengan doping jenis EPO, namun kadarnya lebih kuat dan lebih berbahaya.
Doping ini mampu meningkatkan daya tubuh sekaligus mempercepat proses pemulihan sakit dan luka pada tubuh.

  1. Diuretik

Doping jenis ini mampu membantu atlet menurunkan berat badan. Diuretik biasanya digunakan untuk penyamaran dalam mencegah deteksi zat terlarang lainnya. 

  1. Blood doping

Terdapat dua bentuk doping darah, yaitu doping darah autologous dan doping darah homolog. Doping darah autologous yaitu transfusi darah sendiri, yang telah disimpan, didinginkan atau dibekukan, sampai dibutuhkan. Sedangkan Doping darah homolog adalah transfusi darah yang telah diambil dari orang lain dengan golongan darah yang sama.

  1. Insulin

Doping jenis Insulin mampu meningkatkan penyerapan glukosa ke dalam otot dan membantu pembentukan dan penyimpanan glikogen otot. Atlet mungkin menggunakannya untuk olahraga yang membutuhkan daya tahan tingkat tinggi.

Dilain sisi untuk memenangkan sebuah kompetisi, penggunaan zat ini bisa menyebabkan kerusakan pada ginjal dan peningkatan agresif. Serta akan berdampak buruk bagi karir dan masa depan seorang atlet.

Menggunakan doping ini dapat menimbulkan ketergantungan dalam jangka waktu yang Panjang. Rusaknya organ atau saraf pada tubuh, rentan terserang penyakit, bahkan seorang atlet dengan menggunakan doping dapat menghancurkan karirnya dalam dunia olahraga.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya