Epidemiolog: Setiap Minggu Ada Varian Baru COVID-19

Ilustrasi tes swab COVID-19
Sumber :
  • IG dit.promkes

VIVA – Virus corona atau COVID-19 tergolong ke dalam kelompok virus RNA (ribonucleic acid). RNA merupakan salah satu jenis dari asam nukleat, di mana virus ini dikategorikan sebagai makhluk hidup, sehingga mudah bermutasi. 

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Hal itulah yang menjadi alasan mengapa banyak wilayah dan negara di dunia yang sulit mengendalikan pandemi ini, karena infeksi pada manusianya sangat mudah terjadi. 

"Kalau gampang terjadi, ya gampang replikasi, gampang mutasi, gampang terjadi varian baru," ujar Epidemiolog, Dicky Budiman, M.Sc.PH., PhD (cand.), saat IG Live di Instagram @vivacoid, Jumat 30 Juli 2021. 

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Lebih lanjut Dicky mengungkap fakta mengejutkan. Menurut dia, diperkirakan setiap minggu ada varian baru COVID-19 yang terdeteksi di dunia. 

"Makanya, sebenarnya tiap minggu ada varian baru di dunia ini, tapi datang dan pergi. Karena tidak semua varian menguntungkan si virus itu. Sekali ada varian yang lebih mudah menginfeksi, dia akan muncul mendominasi. Apalagi seperti varian Delta atau Delta Plus," ungkap Dicky. 

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Dicky menjelaskan mengapa varian-varian baru COVID-19 yang terdeteksi setiap minggu tidak bertahan lama. Menurut dia, jika tidak memenuhi kriteria, varian tersebut akan musnah karena kalah dengan varian lain yang lebih cepat menular. 

"Seperti Delta, Delta Plus, Kappa, Alfa, ini semuanya cepat menular dan menurunkan antibodi," terang dia. 

Dicky menambahkan, varian merupakan virus hasil mutasi. Begitu pun yang sifatnya datang dan pergi, masih disebut dengan varian. Dan varian sifatnya ada yang menguntungkan dan ada juga yang merugikan. 

"Tapi lebih banyak menguntungkan kita. Yang saya bilang tiap minggu datang dan pergi itu yang menguntungkan kita, karena dia gak bisa berkompetisi dengan varian baru," jelasnya. 

Namun, menurut Dicky, berbagai varian baru COVID-19 yang sudah terdeteksi saat ini, seperti Alfa, Beta, Gamma, Kappa, dan Delta, sebenarnya disebut dengan strain dan bukan lagi varian. 

"Jadi, varian sama strain berbeda. Kalau strain sudah menjadi turunan dari virus itu yang bisa eksis karena cepat menular," kata Dicky Budiman.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya