Epidemiolog: Varian Delta di Indonesia Sudah Lebih dari 90 Persen

Ilustrasi obat COVID-19.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Varian baru virus corona yakni varian Delta, sudah masuk ke Indonesia sejak awal Mei 2021. Kini, Epidemiolog, Dicky Budiman, M.Sc.PH., PhD (cand.), menyebut penyebaran varian B.1.617.2 itu sudah mencapai lebih dari 90 persen. 

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

"Sekarang udah lebih dari 90 persen. Dan itu yang serius, karena secara masa inkubasi rata-rata 4 hari sudah bisa menimbulkan gejala. Kalau yang sebelum-sebelumnya rata-rata 6-7 hari atau seminggu," ujarnya saat Live di Instagram @vivacoid, baru-baru ini. 

Bukan lebih parah, menurut Dicky, gejala yang ditimbulkan dari COVID-19 varian Delta ini lebih terlihat jelas. 

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

"Misalnya batuknya lebih sering, lebih lama, demamnya kadang lebih tinggi di 2-3 hari pertama. Juga banyak orang yang terganggu pernapasannya," ungkap dia. 

Bicara mengenai perbedaan antara varian Delta dengan Delta Plus, Dicky mengatakan, keduanya sama berbahayanya. 

PM Singapura Lee Hsien Loong Mundur dari Jabatan, Ini Sosok Penggantinya

"Sebenarnya kalau disebut bahaya hampir sama, Kappa juga bahaya. Bedanya ini kayak misalnya anak pertama, anak kedua, anak ketiga. Sama-sama cepat larinya, sama-sama badannya kuat," kata dia. 

Kendati demikian, Dicky mengatakan, bukan seberapa bahayanya yang mesti dikhawatirkan, tapi respons kita terhadap varian-varian baru virus corona tersebut. 

"Respons kita Testing, Tracing-nya. Kalau masyarakat umum, 5M nya harus lebih disiplin," terang dia. 

Sementara untuk menekan penyebaran varian-varian baru COVID-19 ini, Dicky mengatakan harus dilakukan bersama-sama, baik pemerintah maupun masyarakat secara umum. 

"Kalau pemerintah, harus tingkatkan Testing, Tracing. Orang harusnya di-testing gratis, bukan cuma karena sakit, tapi juga kalau ada riwayat kontak juga harusnya di-testing. Kemudian juga fasilitas testing-nya harus ada di mana-mana. Lanjut nanti, isolasi, karantina, yang efektif," tuturnya. 

Sedangkan dari sisi masyarakat, apa pun variannya, masyarakat harus semakin ketat menerapkan protokol kesehatan, termasuk menggunakan masker dobel dan melakukan vaksinasi. 

"Karena penularannya lebih cepat, harus cegah dengan disiplin 5M dan jauhi keramaian dan batasi pergerakan, kalau gak penting-penting amat jangan keluar. Setidaknya sampai pertengahan September 2021 paling cepat," saran Dicky Budiman.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya