Ada Tanda Tak Biasa di Sekitar Mata, Waspada Kolesterol Tinggi

Ilustrasi mata.
Sumber :
  • Pixabay/ ShaunNameNotTaken

VIVA – Kolesterol tinggi atau dislipidemia kerap diabaikan lantaran tak memiliki gejala yang khas. Hal tersebut bisa berdampak pada lambatnya penanganan sehingga perlu dideteksi sejak dini.

Kolesterol Naik Usai Lebaran? Jangan Panik, Ini 5 Tips Menurunkannya

Rupanya, kondisi yang termasuk dalam penyakit kardiovaskular itu dapat berakibat fatal jika lambat ditangani. Kerap disepelekan, dislipidemia akan memicu permasalahan serius mulai dari penyakit jantung koroner (PJK), stroke, hingga penyakit pembuluh darah.

"Stroke dan PJK merupakan penyebab kematian utama di dunia yakni sekitar 17,3 juta dari 54 juta kematian setiap tahunnya," ujar Dokter Spesialis Penyakit Dalam dr Tri Juli Edi Tarigan, SpPD-KEMD, dalam acara virtual baru-baru ini.

7 Warna Bola Mata Paling Langka di Dunia, Hanya 2 Persen Populasi yang Punya

Padahal, tanda dislipidemia dapat dikenali dengan jeli pada area mata. Termasuk, adanya tanda putih di sekitar mata maupun gejala khas pada siku atau lutut.

"Meski sebagian besar kolesterol meningkat itu tidak menunjukkan gejala, tapi pada beberapa kasus, LDL tinggi bisa membuat arkus senilis, xanthelasma pada kelopak mata (ada tanda putih sekitar mata), dan xanthoma tendon achiles pada siku atau lutut," imbuhnya.

Kolesterol Hingga Diabetes Bermunculan Usai Lebaran? Dokter Ungkap Penyebab dan Cara Atasinya

Untuk itu, dokter yang akrab disapa dengan dr. TJ itu merekomendasikan agar melakukan langkah pencegahan melalui pola hidup. Dimulai dari perbanyak makan sayur dan buah sebagai sumber serat, minimalisir daging merah dan kuning telur, hingga mengurangi penggunaan minyak yang sudah melalui pemanasan berulang.

"Prinsip obat-obatan ada sesuai masing-masing pasien tapi paling penting adalah gaya hidup," imbuhnya.

Berikut 3 gaya hidup yang patut dilakukan untuk cegah kelainan kadar kolesterol

Olahraga

Menurutnya, kadar kolesterol tetap harus ada karena tubuh masih tetap membutuhkan asupan lemak agar metabolisme berjalan normal. Tapi, tidak boleh juga berlebihan, harus ada di tengah-tengah idealnya. Untuk itu, ia juga menjabarkan bahwa aktivitas fisik dapat dilakukan guna menjaga kestabilan gula darah. Ada pun jenis olahraga yang disarankan berupa jalan cepat, bersepeda statis, atau berenang setidaknya selama 30 menit sebanyak 4 sampai 6 kali seminggu. 

Jenis diet

Diet yang disarankan adalah diet rendah kalori yang terdiri dari buah-buahan dan sayuran (≥ 5 porsi / hari), biji-bijian (≥ 6 porsi / hari), ikan, dan daging tanpa lemak, serta membatasi asupan lemak jenuh, lemak trans, dan kolesterol. Makronutrien yang menurunkan kadar LDL-C seperti tanaman stanol/sterol (2 g/ hari) dan serat larut air (10-25 g /hari) juga direkomendasikan.

Obat

Prinsip dasar terapi farmakologi adalah untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. Obat utama yang disarankan adalah statin. Obat lainnya, seperti asam fibrat, asam nikotinat, dan bile acid sequestrant hanya digunakan bila terdapat kontraindikasi atau keterbatasan pemakaian statin.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya