COVID-19 Bisa Picu Kanker Paru, Begini Penjelasan Ahli

Ilustrasi gambar paru-paru.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – COVID-19 merupakan penyakit yang menyerang saluran pernapasan. Jika gejala parah, pasien bisa mengalami sesak napas bahkan butuh bantuan ventilator.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Selain itu, penyakit ini juga mempengaruhi kondisi paru-paru. Beberapa pasien dilaporkan mengalami pneumonia berat akibat COVID-19.

Namun, ada juga kekhawatiran bahwa penyakit dari virus SARS-CoV-2 ini bisa memicu kanker paru. Benarkah demikian?

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Spesialis Penyakit Dalam Hematologi dan Onkologi Prof. Dr. dr. Aru Wisaksono Sudoyo,SpPD-KHOM, FACP mengatakan, kondisi paru-paru yang melemah memang bisa menyebabkan paru-paru terkena bermacam-macam penyakit. Tapi, untuk kanker paru dan seperti kanker-kanker lainnya, membutuhkan waktu belasan tahun hingga muncul. Sementara, COVID-19 adalah penyakit yang cepat.

Meski begitu, ada kemungkinan COVID-19 juga bisa memicu kanker paru di kemudian hari. Namun, waktunya tidak singkat.

PM Singapura Lee Hsien Loong Mundur dari Jabatan, Ini Sosok Penggantinya

Dr. dr. Ikhwan Rinaldi, SpPD-KHOM, M.Epid, spesialis penyakit dalam Hematologi dan Onkologi Medik RSCm, menjelaskan, beberapa penyakit seperti penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), asma, punya korelasi terjadi kanker paru di masa depan.

"Pada COVID-19, ada publikasinya, dengan gambaran terjadi pada paru fibrosis dan sebagainya, disinyalir ada kemungkinan seperti itu. Butuh waktu panjang, gak bisa dilihat sekarang," kata dia dalam webinar Hari Kanker Paru Sedunia belum lama ini.

Di luar COVID-19, dr. Ikhwan juga mengatakan bahwa sel di dalam tubuh mengalami mutasi akibat hal-hal di sekitar. Begitu pun pada tubuh kita saat ini, juga terjadi mutasi.

Tapi, apa yang menyebabkan mutasi itu tidak menjadi kanker? Dokter Ikhwan menjelaskan, karena tubuh punya 'pahlawan' yang dapat mereparasi atau memperbaiki kerusakan dari mutasi itu.

"Kalau kemampuan reparasi atau perbaikan itu dikalankah oleh exposer, akan terkena penyakitnya," lanjutnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya