Studi: Vaksin Pfizer Tingkatkan Risiko Peradangan Jantung

Ilustrasi vaksin.
Sumber :
  • Freepik/jcomp

VIVA – Sebuah penelitian baru mengungkap efek samping dari vaksin Pfizer. Penelitian yang telah diterbitkan di New England Journal of Medicine yang diterbitkan pada Rabu, 25 Agustus 2021 menunjukkan bahwa vaksin COVID-19 Pfizer meningkatkan risiko peradangan jantung.

PM Singapura Lee Hsien Loong Mundur dari Jabatan, Ini Sosok Penggantinya

Data dari Clalit Health Services, sebuah HMO besar Israel, di antara 100 ribu pasien yang mendapatkan vaksin itu, satu hingga lima pasien kemungkinan akan mengembangkan miokarditi (peradangan yang terjadi pada miokardium atau otot jantung).

Angka itu jauh lebih tinggi di antara orang yang sudah terinfeksi virus corona, yakno 11 per 100 ribu penyintas COVID-19.

Salat Id di Masjid Agung Al-Azhar, JK Ngaku Senang Lebaran Kali Ini Ramai

Data tersebut muncul beberapa hari setelah vaksin COVID-19 Pfizer/BioNTech menjadi vaksin pertama yang sepenuhnya disetujui di Amerika Serikat untuk orang berusia 16 tahun ke atas, sebuah langkah yang berpotensi membujuk kaum skeptis vaksin untuk mendapatkan suntikan.

Para peneliti membandingkan tingkat efek samping pada 884.828 individu yang divaksinasi dan jumlah yang sama dari orang yang tidak divaksinasi.

2 Keuntungan Bisa Didapat Konsumen dari Konsep Ini

Secara keseluruhan, 21 orang melaporkan miokarditis pada kelompok yang divaksinasi (kebanyakan pria muda) dibandingkan dengan enam orang di antara yang tidak divaksinasi.

Sebagian besar efek samping pada orang yang divaksinasi ringan, tetapi beberapa, seperti miokarditis, berpotensi serius, kata para peneliti.

Para peneliti juga menganalisis tingkat efek samping pada lebih dari 240 ribu pasien yang terinfeksi. Hasilnya menunjukkan bahwa infeksi COVID-19 itu sendiri merupakan faktor risiko yang sangat kuat untuk miokarditis, dan juga secara substansial meningkatkan risiko efek samping serius lainnya, kata mereka.

"Bagi saya, ini adalah makalah yang sangat bagus, sebagian karena sebenarnya mengambil data dari sistem yang sama, dan mencoba memberikan lebih banyak informasi, tidak hanya tentang potensi risiko vaksinasi, tetapi juga potensi manfaat vaksinasi," kata Dr Grace Lee dari Universitas Stanford, seperti dikutip dari laman Asia One, Jumat, 27 Agustus 2021.

Vaksin Pfizer, bersama dengan vaksin mRNA saingan dari Moderna, berada di bawah pengawasan peraturan di beberapa negara setelah beberapa laporan kasus peradangan jantung.

Kementerian kesehatan Israel mengatakan pada bulan Juni bahwa mereka melihat kemungkinan hubungan antara kasus-kasus seperti itu dengan vaksin Pfizer.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya