Orang dengan Alergi Bisa Berakibat Fatal Jika Divaksin COVID-19?

Ilustrasi penyuntikan Vaksin COVID-19
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Banyak orang yang meragukan apakah seseorang yang memiliki riwayat alergi boleh melakukan vaksinasi COVID-19 atau tidak. Akhirnya timbul ketakutan dari beberapa pihak dan mengurungkan niat untuk melakukan vaksinasi. 

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Bahkan ada sebagian orang yang mengatakan, orang dengan riwayat alergi tidak dapat melakukan vaksinasi COVID-19 karena dapat berakibat fatal. Benarkah demikian? Ini fakta atau mitos?

"Mitos. Orang alergi obat atau alergi makanan bukan berarti tidak bisa melakukan vaksinasi. Yang tidak boleh melakukan vaksinasi adalah bilamana seseorang alergi terhadap salah satu bahan yang terdapat pada vaksin tersebut," ujar Spesialis penyakit dalam, Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, SpPD-KAI, dalam tayangan Hidup Sehat tvOne, Selasa 7 September 2021. 

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Prof. Iris menambahkan, jika orang yang bersangkutan alergi terhadap obat, nantinya akan dilihat terlebih dahulu, apakah kandungan obat pemicu alergi tersebut ada dalam vaksin atau tidak. 

"Bila tidak ada, maka kita bisa antisipasi dengan perlindungan jika terjadi reaksi alergi. Tetapi bukan berarti dia tidak boleh divaksin," tegas dia. 

Kolesterol Hingga Diabetes Bermunculan Usai Lebaran? Dokter Ungkap Penyebab dan Cara Atasinya

Iris lebih lanjut menjelaskan, reaksi alergi tiap orang akan berbeda-beda. Ada yang ringan hingga yang berat. Seperti apa contohnya? 

"Ada yang anafilaksis merasa sesak napasnya, tensinya turun, macem-macem. Ada yang hanya ringan-ringan saja, seperti gatal-gatal, bentol, kalau yang berat ya sampai anafilaksis. Ini adalah reaksi alergi yang berat yang bisa mengancam nyawa," terang dia. 

Kendati demikian, Iris mengatakan, angka kejadian alergi setelah vaksin COVID-19 jumlahnya tidak banyak. Dan reaksinya sangat individual, artinya akan berbeda-beda tiap orang. 

"Bisa saja orang itu alergi obat banyak, ternyata vaksin dia gak alergi sama sekali. Atau terbalik, orang tidak alergi obat sama sekali, tapi alergi vaksin, bisa saja terjadi, karena bahannya berbeda," ujarnya. 

Spesialis penyakit dalam itu menjelaskan alergi merupakan suatu kejadian yang tidak bisa diprediksi. Apalagi, jika orang yang bersangkutan tidak memiliki riwayat alergi. 

"Tapi kalau ada riwayat alergi, kita tentu berhati-hati, antisipasinya tetap ada. Jadi, artinya zat penawarnya, semuanya, sudah kita siapkan, SOP-nya itu sudah ada. Itu alasannya setelah vaksin kita harus menunggu 30 menit untuk melihat apakah ada reaksi atau tidak. Kalaupun ada, reaksi bisa langsung ditanggulangi," kata Prof. Iris Rengganis.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya