Dokter Bolehkan Olahraga Malam Hari, Ini Syaratnya

Ilustrasi berolahraga/olahraga/berkeringat.
Sumber :
  • Freepik/drobotdean

VIVA – Di masa pandemi COVID-19, penelitian menunjukkan bahwa orang dengan gaya hidup sedentari mempunyai risiko dirawat di RS atau meninggal lebih besar dibanding yang aktif bergerak. Selain itu, berolahraga juga menjadi salah satu cara penting untuk meningkatkan imunitas tubuh. Namun, kapankah waktu ideal berolahraga?

Jangan Dilewatkan! Ini Pentingnya Pemanasan Sebelum Olahraga

Dipaparkan Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (PDSKO), dr. Leny Pintowari, SpKO, berolahraga bisa dilakukan kapan pun yang disesuaikan waktu luang tiap individu. Baik itu pagi maupun malam, sama-sama bermanfaat bagi tubuh namun dengan prinsip tidak menganggu waktu istirahat.

"Waspadai kalau malam hari, lihat waktu tidurnya. Bila tidur jam 10 malam, aktivitas olahraga maksimal berhenti jam 8 malam," kata Dokter Leny Pintowari, dalam acara virtual bersama Anlene, baru-baru ini.

Nyeri-Pegal Usai Olahraga? Yuk Kenalan dengan DOMS

Di masa itu, tubuh membutuhkan waktu agar mampu menurunkan metabolisme sehingga nantinya beristirahat dengan maksimal. Apabila olahraga dilakukan terlalu mepet waktu tidur, dapat membuat tubuh justru sulit terlelap. Ada pun untuk durasi disarankan maksimal satu jam.

"Ada minimalnya bagi pemula yaitu 2 kali dalam 10 menit (20 menit dibagi dua sesi). Karena kita ingin sesuai kondisinya saja yang ringan. Tapi kalau ditanya idealnya, adalah 15-30 menit atau maksimal 1 jam sebenarnya," imbuhnya.

Garmin Run 2024 Fasilitasi Peserta Disabilitas

Lebih dalam, dokter Lenny menjelaskan bahwa latihan fisik perlu dibiasakan sebagai gaya hidup. Untuk itu, perlu dukungan komitmen, konsistensi serta disiplin tinggi demi mencapai hasil yang optimal. Gerakan dasar tanpa peralatan olahraga seperti berjalan, berlari, dan melompat dapat dikategorikan sebagai latihan fisik meskipun terbatas di rumah.

“Anda tetap dapat berjalan 10.000 langkah di rumah dalam satu hari dengan cara sebanyak mungkin mengkonversi kegiatan bekerja atau waktu senggang yang awalnya dilakukan duduk, kini dengan berjalan kaki bolak-balik setiap jam," terangnya.

Berlari 1,5 km di rumah dapat disiasati dengan naik-turun tangga  atau berkeliling rumah sebanyak beberapa putaran selama satu hari. Sedangkan untuk lompat 30 menit, Anda dapat tentukan jenis lompatan yang dipilih dari aplikasi kesehatan, lakukan 2-4 set dengan repetisi 10-20 kali. 

"Ketiga kategori gerakan ini tetap dapat dilakukan baik bagi mereka yang pemula ataupun yang sudah lebih terlatih, dengan tetap memperhatikan kemampuan diri masing-masing," pungkas dokter Lenny.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya