Kurang Vitamin D Bikin Mudah Sakit, Haruskah Konsumsi Suplemen?

Ilustrasi obat/vitamin.
Sumber :
  • Freepik

VIVA – Vitamin D menjadi salah satu asupan penting di masa pandemi COVID-19 karena mampu meningkatkan imunitas untuk mencegah terpapar penyakit. Meski begitu, masih banyak masyarakat yang belum memahami sumber dan kebutuhan vitamin D dalam sehari.

8 Manfaat Susu Kedelai untuk Kesehatan, Bisa Meredakan Gejala Menopause

Dijelaskan dokter spesialis gizi klinis, dr Feni Nugraha, MARS, M.Gizi, SpGK, vitamin D memiliki beragam manfaat yang dibutuhkan tubuh seperti menjaga kesehatan tulang dan otot serta membantu menghasilkan insulin. Tak hanya itu, vitamin D sangat baik dikonsumsi lantaran mampu mencegah infeksi.

"Di masa pandemi sangat baik untuk meningkatkan imunitas untuk membantu menurunkan peradangan. Pada infeksi COVID-19 sering terjadi inflamasi akibat vitamin D rendah sehingga mortalitas tinggi," paparnya dalam acara Hidup Sehat, tvOne, baru-baru ini.

Kolesterol Hingga Diabetes Bermunculan Usai Lebaran? Dokter Ungkap Penyebab dan Cara Atasinya

Kekurangan vitamin D tentu berkaitan erat dengan imunitas yang kurang baik. Selain itu, risiko pengeroposan tulang, badan mudah lelah, serta rentan terkena penyakit jantung, kanker, dan penyakit pernapasan.

Untuk menjaga kadar vitamin D sesuai kebutuhan tubuh, perlu asupan yang tepat. Sumber vitamin D, kata dokter Feni, terdiri dari dua jenis. Pertama, dari sumber makanan yang mencakup 10-15 persen kebutuhan vitamin D.

Sederet Tips Jitu untuk Turunkan Berat Badan Setelah Lebaran

"Sumbernya ada ikan berlemak seperti salmon, kembung, dan ikan mas. Ada juga kuning telur dan jamur," paparnya.

Sementara, 85 persennya tubuh mendapatkan vitamin d dari matahari. Dijelaskan dokter Feni, kulit memiliki pro vitamin D yang dapat membentuk vitamin D itu sendiri. Namun, pembentukannya harus dibantu dengan sinar ultaviolet dari matahari agat aktivasi vitamin D terjadi.

"Makanya direkomendasikan berjemur pukul 9-10 pagi selama 15 menit, minimal kena area tungkai dan kaki, serta punggung," jelasnya.

Sayangnya, di Indonesia masih ada kejadian kekurangan vitamin D. Padahal jika dilihat dari segi lingkungan, kebutuhan sinar matahari tentu mencukupi. Menurutnya, banyak faktor yang memicu hal tersebut terjadi mulai dari polusi udara, faktor usia, hingga memakai tabir surya berlebihan.

"Jadi tetap butuh suplemen. Dosis disesuaikan. Bisa 1000-4000 iu per harinya," terangnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya