Varian Mu COVID-19 Dipantau WHO, Satgas: Jangan Panik

Ilustrasi virus.
Sumber :
  • Freepik/Harryarts

VIVA – Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) telah membagi 2 kategori utama jenis varian COVID-19. Yaitu, variant of concern (VOC) atau varian yang menjadi perhatian, dan variant of interest (VOI) atau varian yang diamati.  

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menyebut bahwa varian yang perlu diwaspadai ialah VOC. Karena sudah terbukti mengalami perubahan karakteristik yang lebih merugikan bagi yang terpapar. Seperti lebih menular, meningkatkan keparahan gejala, menurunkan efektivitas kekebalan tubuh, menurunkan alat diagnostik atau menurunkan efektivitas obat dan terapi. 

"Dalam menghadapi VOC, respons yang tepat ialah memperketat kebijakan mobilitas dengan skrining berlapis. Khususnya bagi pelaku perjalanan asal negara dimana varian tersebut ditemukan. Selain itu perlu dilakukan peningkatan kewaspadaan terhadap potensi tertular dengan meningkatkan disiplin prokes di manapun dan kapanpun kita berada," jelasnya dalam Keterangan Pers Perkembangan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, dikutip Sabtu 11 September 2021.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Mengenal Varian COVID-19 yang Diwaspadai dan Dipantau

Mengenai VOC, ada 4 varian yang harus diperhatikan, diantaranya varian A (alpha) atau B.1.1.7 bersifat lebih menular dan lebih berpeluang menyebabkan keparahan gejala. Varian Beta (B.1.351) dan gamma (P.1) bersifat lebih menular dan meningkatkan risiko kebutuhan perawatan di rumah sakit.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Lalu, varian Delta (B.1.617.2) bersifat lebih menular bahkan bagi orang yang telah tervaksin serta meningkatkan risiko kebutuhan perawatan di RS. Disamping itu, WHO melaporkan ada 5 VOI yang sedang diamati, yaitu varian Eta (B.1.525), Iota (B.1.526), Kappa (B.1.517.1), Lambda (C.37) dan varian Mu (B.1621). 

"Varian ini diprediksi dapat mempengaruhi karakteristik virus dilihat dari perubahan genetiknya maupun perubahan transmisi di komunitas termasuk memunculkan klaster kasus di beberapa negara," tulis keterangan pers tersebut.

Dampak Varian COVID-19

Terkait VOI ini, respons menghadapinya ialah terus memantau perkembangan dari WHO. Terdapat 2 kemungkinan yang dapat terjadi seiring studi lanjutan yaitu berubahnya status VOI menjadi VOC sepeti pada varian delta atau statusnya menjadi tidak aktif di suatu wilayah. 

"Untuk itu jangan terlalu panik dan tetap waspada dengan terus meningkatkan kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan," lanjutnya.  

WHO juga memantau varian-varian yang memiliki perubahan pada materi genetiknya namun pengaruhnya pada angka kasus di masyarakat belum jelas sehingga perlu penelitian lebih lanjut. Kategori tambahan ini disebut alert for further monitoring salah satunya dari Indonesia yaitu B1.4662 yang ditetapkan pada kategori tersebut pada April 2021. 

Meski demikian, pengaruh dari varian COVID-19 seperti VOC yang berdampak terhadap efektivitas vaksin perlu ditanggapi dengan cermat. Yaitu meningkatkan kewaspadaan tanpa ketakutan berlebih dan terus melakukan pembelajaran dan perbaikan tiada henti. 

Upaya Pencegahan Penularan Varian Baru

Pembelajaran dari hasil pemantauan dan evaluasi di lapangan seharusnya menjadikan atmosfer keilmuan dan perkembangan teknologi semakin pesat di kalangan penelitian dan pakar di Indonesia.  

"Mendorong kita semakin mempercepat memenuhi kebutuhan vaksinasi bahkan melampaui standar minimal cakupan vaksinasi di komunitas karena efektivitas vaksin masih berada dk ambang minimal yaitu lebih dari 50 persen dan terus berupaya menekan penularan di segala lini," lanjut Wiku. 

Pencegahan paling utama yaitu dengan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) melalui healthy living. Salah satu yang mengusung konsep tersebut adalah hunian premium Kertabumi Executive Residence (K.E.R.E.N) dan kawasan komersial Kertabumi Commercial Estate (K.E.C.E) di Karawang. Dalam menghadapi tantangan di masa pandemi COVID-19 saat ini, Kota Kertabumi menggunakan konsep healthy living yang menunjang kesehatan para penghuninya.

"Kami membangun lingkungan dan unit-unit produk (rumah dan ruko) yang lebih mengedepankan healthy living. Fasilitas seperti Clubhouse yang sangat nyaman dengan tingkat keamanan privasi yang tinggi serta keamanan dan kebersihan yang sangat diutamakan demi menunjang kesehatan warganya," ujar CEO Kota Kertabumi, Bapak Franky M. Martono, dalam keterangannya.

Salah satu fasilitas penunjang gaya hidup sehat dan elegan di Kota Kertabumi ialah Deluxe Clubhouse, yang merupakan satu-satunya Clubhouse termewah di kota Karawang. Deluxe Clubhouse memiliki berbagai fasilitas premium, di antaranya ialah Exclusive Lounge, Private Cinema, Swimming Pool, Function Hall, Fitness Center, dan Games Room.  

Terletak sangat strategis di pusat Karawang, Kota Kertabumi sangat dekat dengan hanya 5 menit dari pintu tol, 3 menit dari Stasiun Kereta Api, dan 10 menit dari Kereta Cepat Jakarta – Bandung. Hal ini membuat Kota Kertabumi memiliki kemudahan akses dari segala penjuru, baik dari Jakarta maupun dari Bandung.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya