Ini yang Terjadi Jika Ibu Hamil dan Menyusui Kurang Minum Air

Ilustrasi hamil/ibu hamil.
Sumber :
  • Freepik/user18526052

VIVA – Air memiliki peran yang sangat penting bagi tubuh, termasuk bagi ibu di masa kehamilan dan menyusui. Namun faktanya, 2 dari 5 ibu hamil dan 1 dari 2 ibu menyusui di Indonesia tercatat belum tercukupi kebutuhan minum hariannya. 

Air Kelapa Vs Air Lemon, Mana yang Lebih Banyak Manfaatnya untuk Tubuh?

Data tersebut menunjukkan, pemenuhan kebutuhan hidrasi atau air minum bagi ibu di masa kehamilan dan menyusui masih seringkali terlupakan. Padahal di masa tersebut justru kebutuhan cairan bagi ibu akan semakin meningkat untuk menunjang masa kehamilan yang sehat serta kualitas dan kuantitas Air Susu Ibu (ASI). 

Hal senada disampaikan oleh Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, Sp.OG(K), MPH. Dia menjelaskan, menjaga kecukupan hidrasi selama kehamilan dan menyusui merupakan hal yang sangat penting. 

Posko Mudik Perempuan Bisa Cek Kehamilan, Tekanan Darah Hingga Sedia Kondom! Catat Titiknya

"Pada masa kehamilan, kandungan air pada ibu hamil akan meningkat dari 6 liter menjadi 8 liter. Selain itu, volume darah akan meningkat sekitar 40-50 persen, serta dibutuhkan 500ml-1500ml cairan untuk pembentukan air ketuban serta sekitar 500 mililiter cairan untuk mendukung fungsi plasenta," ungkapnya saat Konferensi Daring Obstetri dan Ginekologi yang diselenggarakan oleh Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Minggu 19 September 2021. 

"Sementara itu, pada masa menyusui, 87-90 persen ASI terdiri dari air. Jadi, kecukupan hidrasi akan sangat berpengaruh pada kualitas dan kuantitasnya dan secara langsung akan berdampak pada status hidrasi bayi," tambah dia. 

Soal Program Makan Siang Gratis, Ibu Hamil dan Balita juga Perlu Dukungan untuk Cegah Stunting

Menurut Budi, ibu hamil dan menyusui yang kurang konsumsi air dan mengalami dehidrasi akan merasakan beberapa gejala, seperti sakit kepala, sembelit, sulit konsentrasi, mudah mengantuk, lemas, mulut kering, dan produksi ASI akan berkurang. 

"Minum lebih banyak air akan dapat mengurangi keluhan mual dan muntah, konstipasi, infeksi saluran kemih, serta risiko penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung dan penyakit ginjal selama masa kehamilan. Tidak kalah pentingnya, konsumsi air yang cukup juga akan berpengaruh pada kondisi janin," kata Budi Wiweko. 

Budi lebih lanjut menjelaskan, kondisi hidrasi ibu yang baik akan mendukung proses sirkulasi janin dan membantu proses produksi cairan ketuban. Sementara cairan ketuban yang cukup akan mengurangi potensi bayi lahir prematur, cacat bawaan, dan bayi lahir dengan berat badan rendah. 

Sejalan dengan penjelasan tersebut, Ahli Obstetri dan Ginekologi FK UI dan RSCM Jakarta, Prof. Dr. dr. Budi Imam Santoso SpOG (K), menjelaskan, status kecukupan hidrasi juga akan mencegah terjadinya oligohidramnion yang merupakan kondisi berkurangnya cairan amnion atau ketuban pada masa kehamilan. 

Pada kondisi oligohidramnion, secara kuantitatif, volume cairan amnion atau cairan ketuban yang dimiliki oleh ibu tersebut kurang dari 500 ml atau memiliki angka ICA (Indeks Cairan Amnion) kurang dari 5 cm. 

"Secara umum, prevalensi oligohidramnion pada ibu hamil berada di angka 3-5 persen dan umumnya terjadi pada trimester ketiga. Oligohidramnion dapat disebabkan oleh berbagai etiologi. Minum cukup air dengan jumlah yang direkomendasikan yaitu antara 1500-2500 ml dapat membantu memperbaiki ICA pada kondisi oligohydramnion," ujar Budi Imam. 

Dr. dr. M. Alamsyah Aziz, Sp.OG(K)-KFM, KIC, Mkes, turut mengingatkan, saat kehamilan sangat perlu memerhatikan jumlah air minum serta kualitasnya untuk mendukung kehamilan yang sehat. 

"Berdasarkan Permenkes RI nomor 28 tahun 2019, dan juga atas rekomendasi POGI (Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia) dianjurkan bagi ibu hamil mengonsumsi 8-10 gelas per hari dan 10-12 gelas per hari bagi ibu menyusui," kata dia mengingatkan 

Nutrition & Science Director Danone-AQUA, dr. Tria Rosemiarti juga turut menjelaskan, untuk menjaga kecukupan hidrasi dan memastikan kuantitas asupan air harian, biasakan untuk selalu menyediakan air di setiap aktivitas baik di rumah, di lokasi kerja, ataupun di perjalanan. 

"Selain itu biasakan juga untuk minum setidaknya satu gelas air setelah bangun dan sebelum tidur. Perhatikan juga saat-saat di mana tubuh membutuhkan air lebih banyak serta jangan menunggu haus untuk minum untuk mencegah terjadinya dehidrasi," kata Tria.

Tria menerangkan, penting juga memerhatikan kualitas air yang dikonsumsi. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan 492/2010, air minum yang baik memiliki kriteria tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa dan tidak mengandung zat-zat berbahaya. 

"Hal yang perlu diingat juga kita harus memastikan sumber airnya berkualitas dan terlindungi. Untuk mencukupi kebutuhan hidrasi, ibu hamil dapat mengonsumsi AQUA, karena berdasarkan hasil uji coba, 9 dari 10 ibu hamil setuju bahwa minum AQUA tidak membuat mereka mual atau eneg," kata dr. Tria Rosemiarti.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya